Selain sebagai persiapan menjelang KTT G20, Sandiaga Uno mengungkapkan perpanjangan masa berlaku paspor ini juga diharapkan bisa meningkatkan jumlah investasi di Indonesia.
"Hal ini tentu bisa meningkatkan mobilitas pengusaha dan meningkatkan jumlah investasi di Indonesia," ungkap Sandiaga Uno.
Kegiatan ini dihadiri oleh seluruh pejabat eselon I dan II di lingkungan Kemenparekraf baik secara daring maupun luring.
Baca juga: Sandiaga Uno Kenalkan Dangdut Koplo saat World Tourism Day, Menteri Pariwisata Kanada Auto Joget
Bali Jadi Tempat Terbaik untuk Perayaan Wolrd Tourism Day
Sandiaga Uno menyampaikan bahwa Bali menjadi tempat sempurna untuk merayakan Wolrd Tourism Day.
Hal itu disampaikan Sandiaga Uno saat memberikan sambutan dalam World Tourism Day 2022 di Grand Hyatt Bali, Nusa Dua, Selasa (27/9/2022).
“Bali adalah tuan rumah yang sempurna untuk acara World Tourism Day," kata Sandiaga Uno, seperti dikutip dari rilis resmi Kemenparekraf.
"Bukan hanya karena keindahannya yang memancarkan harapan. Namun karena Bali juga berada di garda terdepan dalam transformasi pariwisata di Indonesia," tambahnya.
Sandiaga Uno menuturkan, pemerintah Indonesia baik di tingkat nasional maupun lokal memang berperan penting dalam mendukung transformasi pariwisata di Bali pascapandemi.
Namun masyarakat Bali sendirilah yang kerap kali menjadi leader dalam menghadirkan gerakan perubahan.
Baca juga: Bali Jadi Tuan Rumah Perayaan Hari Pariwisata Dunia ke-42, Sandiaga Uno: Ini Suatu Kehormatan
Masyarakat Bali telah menunjukkan peran penting masyarakat dalam membawa perubahan dan membantu mewujudkan pariwisata yang tangguh, inklusif dan berkelanjutan.
Salah satu contoh nyata yang dijelaskan Sadniaga Uno adalah ketika polusi plastik sekira satu dekade lalu menjadi isu yang sangat serius di Bali.
Pada saat itu, ada dua gadis bersaudara dari Bali, bernama Isabel dan Melati Wijsen yang masing-masing baru berusia 12 dan 10 tahun.
Alih-alih hanya mengabaikan masalah polusi plastik dan mengharapkan orang dewasa untuk menyelesaikannya, mereka justru berusaha mengatasinya sendiri.
Kedua remaja ini membangun sebuah organisasi, melakukan petisi yang mengumpulkan 100 ribu tanda tangan dan akhirnya mengumpulkan cukup banyak dukungan publik.