Terutama karena perselisihan mengenai kompensasi bagi pemilik tanah dan penduduk desa.
Juni lalu, pemerintah kota menyetujui rencana pengembang perumahan yang dikelola kota untuk membangun 2.838 rumah baru di sana, sekitar 1.107 di antaranya akan dialokasikan untuk rumah tangga berpenghasilan rendah.
Baca juga: Korea Selatan Terbitkan Visa Turis Asing Mulai Besok, Simak Biaya dan Syarat Dokumennya
Baca juga: 7 Tips Liburan ke Korea Selatan Pertama Kali, Wajib Riset Destinasi dan Bikin Itinerary
Objek wisata yang tidak mungkin
Meski sebagai kawasan kumuh, Desa Guryong baru-baru ini ternayata memiliki daya tarik yang membuat banyak warganet penasaran.
Hal itu tak lepas dari peran kegilaan global atas drama dan film TV Korea yang sering kali memiliki unsur kritik sosial.
Di mana dalam beberapa klipnya menggambarkan Korea sebagai masyarakat dengan polarisasi ekonomi yang mendalam, ketidakadilan, dan masalah lainnya.
Hal ini satu di antaranya dapat dilihat pada kisah kelam film di Netflix yang berjudul Squid Game.
Diceritakan dalam serialnya 456 orang Korea yang putus asa mulai mempertaruhkan nyawa mereka demi kesempatan memenangkan banyak uang.
Tentu saja fil ini hadir sebagai kritik atas ketidaksetaraan dan persaingan brutal di Korea saat ini.
Tak hanya itu, ada juga film 'Parasite' yang juga menempatkan sinema Korea dalam sorotan global.
Dikatakan demikian karena Parasite berhasil membawa perhatian media pada masalah kemiskinan dan kesenjangan antara yang kaya dan miskin di Korea Selatan.
Seiring dengan populernya rumah semi-basement 'banjiha', Desa Guryong entah bagaimana telah menjadi simbol pembagian kekayaan di Korea Selatan.
"Saya ingin menunjukkan tempat yang terlupakan ini sehingga orang berpikir lebih dalam tentang dunia karena kaya dan miskin ada di mana-mana," kata salah satu YouTuber di akunnya. video, memperkenalkan Desa Guryong.
"Saya harap Anda semua menikmati dan memikirkan detailnya sedikit lebih dalam tentang Korea."
Beberapa penduduk desa menyatakan tidak nyaman dengan perhatian tersebut.