Sedangkan, untuk handphone, aktivitas tersebut bisa menghabiskan daya dengan cepat.
Kendati demikian, saat ini sejumlah maskapai penerbangan menawarkan layanan in-flight connectivity atau in-flight WiFi agar penumpang tetap terhubung selama penerbangan.
Namun, layanan tersebut tersedia hanya pada beberapa fase dari durasi penerbangan itu sendiri.
Misalnya setelah lampu tanda sabuk pengaman dimatikan.
Terlepas dari ada atau tidaknya in-flight connectivity, para penumpang wajib menaati peraturan yang berlaku ketika naik pesawat.
Baca juga: Video Viral Roda Pesawat Berasap dan Menabrak Ujung Landasan, Satu Penumpang Meninggal Dunia
Baca juga: Penumpang Wajib Hidupkan Mode Pesawat saat Terbang, Para Ahli Ungkap Alasannya
Benarkah sinyal ponsel tidak mengganggu penerbangan?
Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah ahli mengklaim bahwa sinyal ponsel tidak lagi mengganggu sinyal di pesawat, dilaporkan TribunTravel.
Menurut Kepala Penerbangan di CQUniversity Australia Doug Drury, banyak pekerjaan yang dilakukan untuk menguji keamanan ponsel di pesawat dan memisahkan frekuensinya dengan kontrol lalu lintas udara.
Dia mengatakan kepada The Conversation, "Perangkat elektronik pribadi dapat memancarkan sinyal dalam pita frekuensi yang sama dengan sistem komunikasi dan navigasi pesawat, menciptakan apa yang dikenal sebagai interferensi elektromagnetik."
"Tetapi pada tahun 1992, Otoritas Penerbangan Federal AS dan Boeing, dalam sebuah studi independen, tidak menemukan masalah dengan komputer atau perangkat elektronik pribadi lainnya selama fase penerbangan yang tidak kritis," imbuhnya.
Ia menambahkan, "Komisi Komunikasi Federal AS juga mulai membuat bandwidth frekuensi yang dicadangkan untuk ponsel dan navigasi serta komunikasi pesawat, sehingga mereka tidak saling mengganggu."
Namun, ada peningkatan sinyal ke 5G, tanda tanya telah muncul tentang keamanan ponsel dalam penerbangan.
Menurut Profesor Drury, itu karena bandwidth sinyal 5G jauh lebih dekat dengan yang digunakan oleh industri penerbangan.
Dia berkata, "Jaringan nirkabel 5G saat ini yang diinginkan untuk transfer data berkecepatan lebih tinggi telah menimbulkan kekhawatiran bagi banyak orang dalam industri penerbangan."
"Bandwidth frekuensi radio terbatas, namun kami masih berusaha menambahkan lebih banyak perangkat baru ke dalamnya," sambungnya.
Baca juga: Tiket Pesawat ke Thailand Diskon hingga Rp 400 Ribu, Simak Kode Promonya