TRIBUNTRAVEL.COM - Ceo Space X, Elon Musk, bertekad membangun jaringan internet Starlink yang luas.
Namun, tentu saja, Elon Musk harus menghadari beberapa kendala di sepanjang perjalanannya.
Kembali pada Februari 2022 lalu, 38 satelit Starlink Elon Musk dimusnahkan oleh "perisitwa penghancuran".
Apesnya, peristiwa ini diperkirakan semakin memburuk dalam waktu dekat dan memuncak pada tahun 2025 mendatang.
Baca juga: Pelacak Jet Pribadi Elon Musk Ungkap Akan Berhenti dengan Satu Syarat
Lantas, apa sih yang sebenarnya terjadi?
Melansir Entrepreneur, Jumat (23/9/2022), ledakan di permukaan matahari menyebabkan gelombang partikel matahari yang energetik menyapu planet kita.
Ledakan tersebut memanaskan atmosfer bumi dan meningkatkan densitas (masa jenis) udara di tingkat orbit satelit Starlink.
Akibatnya, satelit mulai tenggalam dan akhirnya terbakar dengan kecepatan ribuan mil per jam.
Sebuah studi yang diterbitkan oleh para peneliti di Cina dan Amerika Serikat pada bulan Agustus mengungkapkan kerugian ekonomi puluhan juta dolar.
Namun dalam skema besar, kerugian itu merupakan kendala kecil untuk SpaceX, yang memiliki lebih dari 3.000 satelit Starlink di orbit dan berencana untuk meluncurkan sekira 40.000 lebih.
Baca juga: Ibu Elon Musk Mengaku Tidur di Garasi saat Mengunjungi Putranya di Markas SpaceX, Kenapa?
Sayangnya perusahaan juga dapat merasakan tantangan serupa di masa depan.
Hal itu disebabkan karena aktivitas matahari, dan cuaca luar angkasa yang menyertainya, meningkat sesuai dengan siklus 11 tahun matahari yang akan mencapai puncaknya pada musim panas 2025.
Elon Musk, dengan kecerdasasanya, mengadopsi kemungkinan kendala-kendala tersebut ke dalam strategi Starlink-nya.
Ia lantas melepaskan satelit di ketinggian rendah sehingga mereka hancur dengan cepat jika terjadi kegagalan dan tidak terjebak di luar angkasa.
Foto Jadul Elon Musk Dilelang oleh Mantan Kekasihnya, Terjual Lebih dari Rp 2,4 Miliar
Baca tanpa iklan