"Kok berbayar to, kene pingine gratis kok ya, untuk warga. (Tapi keputusannya) Tunggu dulu dari Kementerian seperti apa," jelas Gibran.
Pihaknya juga tengah memformulasikan anggaran 2 persen Dana Transfer Umum (DTU) yang bersumber dari Dana Alokasi Umum dan Dana Bagi Hasil, untuk pemberian subsidi di sektor transportasi.
"Kita kan lagi memformulasikan yang 2 persen itu. Nanti kita bantu semua," pungkasnya.
Baca juga: Gibran Sambut Penggemar Dream Theater, Ajak Nikmati Kenyamanan dan Kuliner Kota Solo
Operasional Membengkak
Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), termasuk Solar, ternyata berdampak besar kepada moda transportasi Batik Solo Trans (BST) di Kota Solo.
Pengeluaran BBM per hari mereka menjadi membengkak hampir dua kali lipat.
Dahulu sehari, dalam sehari kebutuhan Solar yang digunakan untuk bahan bakar BST berkisar di angka Rp32 juta.
Namun, kenaikan BBM membuat kebutuhan bahan bakar membengkak hingga Rp57 juta per harinya.
"Tentu saja, kenaikan BBM berpengaruh. Apalagi naiknya lumayan. Kami juga mengisi waktu sore hari. Jadi langsung terasa," kata Direktur Utama Batik Solo Trans, Sri Sadad Modjo kepada TribunSolo.com, Selasa (6/9/2022).
"Dampaknya adalah pada pengeluaran kami untuk keperluan bahan bakar setiap harinya," lanjutnya.
Ada 104 unit bus Batik Solo Trans yang beroperasi dengan beragam koridor di Kota Solo setiap hari.
Diperkirakan satu unit bus tersebut memerlukan bahan bakar sekitar 60 liter per harinya.
Sri Sadad mengatakan tengah melirik berbagai opsi yang bisa dilakukan untuk menekan pengeluaran tersebut.
Menurutnya, ada dua opsi yang bisa dipertimbangkan.
"Pertama adalah menaikkan nilai kontraknya. Yang lainnya adalah penyesuaian operasional jarak tempuh," jelas dia.