Seorang juru bicara maskapai melaporkan bahwa:
"Pesawat mengalami turbulensi kecil dalam penerbangan.
Turbulensi ini menyebabkan tiga penumpang luka-luka.
Maskapai tidak mengomentari apa yang secara khusus terjadi di dalam pesawat yang menyebabkan cedera, juga tidak mengomentari jenis cedera yang diderita."
Baca juga: Imbas Melonjaknya Kasus Covid-19, AS Akhirnya Tangguhkan 26 Penerbangan ke China
Bahaya Turbulensi
Turbulensi memang tak bisa dihindari oleh penerbangan suatu pesawat.
Bahkan turbulensi biasanya terjadi dalam beberapa tahun.
Turbulensi jarang membahayakan keselamatan penerbangan untuk pesawat modern.
Bahkan dalam turbulensi yang parah, pilot memiliki pedoman khusus yang mereka ikuti untuk memastikan bahwa pesawat terus terbang dengan aman tanpa risiko kerusakan struktural.
Sementara pesawat dapat terus terbang dengan cara yang aman dan terkendali, penumpang dan awak kabin menghadapi berbagai bahaya di dalam kabin yang menjadi lazim dengan adanya turbulensi.
Beberapa bahaya yang paling umum di kabin pesawat termasuk barang bawaan jatuh, jatuh/tersandung saat bergerak di kabin, dan kereta kudapan yang bergerak sendiri.
Ketika pesawat mengalami turbulensi yang signifikan, tidak jarang orang tersandung dan jatuh saat berjalan ke atau dari toilet.
Kadang-kadang, tetapi jarang dan hanya dalam turbulensi yang parah, kompartemen bagasi di atas kepala bisa terbuka, memungkinkan isinya jatuh ke penumpang yang tidak menaruh curiga di bawah.
Baca juga: Turbulensi Parah Akan Meningkat 3 Kali Lipat dalam Dekade Mendatang, Kok Bisa?
Gerobak makanan ringan juga diketahui dapat melukai lengan dan kaki penumpang di kursi lorong.
Meskipun maskapai belum menyatakan apa yang sebenarnya menyebabkan cedera, itu adalah pengingat yang sangat baik bagi semua penumpang untuk tetap aman saat mereka bepergian.
Baca tanpa iklan