"Jadi hati-hati yang makan mie banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat itu. Maafkan saya, saya bicara ekstrem saja ini," ujar Mentan dalam webinar Strategi Penerapan GAP Tanaman Pangan Memacu Produksi Guna Antisipasi Krisis Pangan Global, Senin (8/8/2022).
Lebih lanjut Mentan mengatakan, ketersediaan gandum dunia sebetulnya ada, namun karena konflik global tersebut membuat masalah pada rantai pasok sehingga berimplikasi pada harga gandum yang menjadi mahal.
"Ada gandumnya, tetapi harganya akan mahal bangat, sementara kita impor terus ini, kalau saya jelas tidak setuju, apapun kita makan saja, seperti singkong, sorgum, sagu," kata Mentan.
Baca juga: Gara-gara Masak Mi Instan Setiap Hari, Pria India Ceraikan Istrinya
Baca juga: Viral di Medsos, Pria Makan 30 Butir Telur Rebus dengan Semangkuk Mi Instan
Sandiaga Uno Beri Tanggapan Soal Kabar Naiknya Harga Mi Instan
Wacana harga mi instan naik hingga tiga kali lipat telah menarik perhatian publik.
Awalnya kenaikan harga mi instan diungkapkan oleh Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo.
Syahrul mengatakan bahwa harga mi instan akan mengalami kenaikan sebesar tiga kali lipat.
Kenaikan mi instan tak lain karena lonjakan harga gandum dan ketidakstabilan ekonomi global.
"Belum selesai dengan climate change, kita dihadapkan Perang Ukraina-Rusia, di mana ada 180 juta ton gandum ngga bisa keluar, jadi hati-hati yang makan mi banyak dari gandum, besok harganya (naik) 3 kali lipat," ujar Syahrul melalui kanal YouTube Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Senin (8/8/2022) dilansir dari Tribunnews, Rabu (10/8).
Menanggapi kenaikan harga mi instan, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno pun ikut buka suara dan berkomentar.
Melalui akun Instagram miliknya @sandiuno, Sandiaga Uno menyebutkan bahwa sudah saatnya untuk menyiapkan strategi dan inovasi.
"Anak kost siap-siap! Dan untuk pelaku ekonomi kreatif kuliner yang berjualan mie instan, siapkan strategi dan inovasi!," tulis Sandiaga Uno dikutip TribunTravel pada Rabu (10/8).
Sandiaga Uno menyebut bahwa kenaikan harga mi instan terjadi karena ketidakstabilan ekonomi global akibat pandemi dan perang Rusia-Ukraina.
"Dampak dari ketidakstabilan ekonomi global karena pandemi dan juga perang Rusia-Ukraina mengakibatkan lonjakan harga gandum termasuk mi instan dan turunannya. Bukan tanpa sebab, karena kedua negara tersebut merupakan penyuplai hampir 30-40 persen produksi gandum dunia," tulis Sandiaga Uno.
Dalam menghadapi harga mi instan yang naik, Sandiaga Uno meminta masyarakat untuk tidak pasrah dengan keadaan.
Baca tanpa iklan