TRIBUNTRAVEL.COM - Mi instan menjadi salah satu makanan cepat saji favorit banyak orang.
Tapi baru-baru ini media sosial sedang diramaikan soal kabar naiknya harga mi instan menjadi tiga kali lipat.
Namun, kabar naiknya harga mi instan tersebut dibantah oleh Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk, Franciscus Welirang.
Franciscus mengatakan bahwa kabar naiknya harga mi instan tidaklah benar adanya.
Baca juga: Erick Thohir Diingatkan Bawa Mi Instan & Lotion Anti Nyamuk, Bekal Kemah Bareng Jokowi
Menurut Franciscus, mi instan merupakan produk yang bukan hanya terdiri dari komponen terigu saja.
Sehingga tidak akan berpengaruh besar terhadap harga jual mi instan di Indonesia.
"Mi instan itu kan bukan hanya terigu, komponen terigunya juga tidak besar-besar amat," kata Franciscus, Rabu (10/8/2022) dilansir dari Kompas.com.
Lebih lanjut, Franciscus memaparkan bahwa komponen dalam produk mi instan bukan hanya berasal 100 persen dari bahan baku gandum saja.
Oleh karena itu, Bos Indofood tersebut mengatakan kenaikan harga gandum tidak akan membuat harga mi instan naik 3 kali lipat.
"Coba cabai kemarin naik tinggi, emang harga mi ikut naik? Padahal kan ada cabai dalam proses pembuatannya. Terus pas harga minyak goreng naik, mi emang naik kan tidak. Jadi memang enggak begitu berdampaklah," sambung Franciscus.
Franciscus sebagai Ketua Umum Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (Aptindo) mengaku, sejauh ini belum ada anggotanya yang mengeluhkan tersendatnya distribusi gandum.
"Masih aman-aman saja, masih lancar. Belum ada keluhan tuh sampai sekarang," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan harga mi instan bakal naik 3 kali lipat lantaran naiknya harga gandum yang disebabkan oleh dampak perang Rusia-Ukraina.
Ia menjelaskan, saat ini terdapat kurang lebih 180 juta ton gandum di Ukraina tidak bisa keluar dari negara tersebut.
Sementara Indonesia menjadi salah satu negara yang bergantung pada impor gandum.
Baca tanpa iklan