Seorang penduduk desa, Paul Kyewalyanga pernah menceritakan kematian saudaranya kepada The Sydney Morning Herald pada tahun 2005, tak lama setelah Osama ditangkap dan dipindahkan dari danau.
Kala itu Kyewalyanga memberanikan diri naik perahu dayung dengan saudaranya, Peter.
Tiba-tiba ia melihat Osama menyerang, melompat ke perahu mereka dan mencoba menyeret Peter.
Paul menjelaskan, "Osama tiba-tiba muncul dari air dan menjatuhkan diri ke dalam perahu.
"Bagian belakang perahu tempat saya duduk terendam. Peter mencengkeram sisi perahu sambil berteriak.
Mereka berkelahi selama sekitar lima menit, dan saya mendengar suara robekan."
Dia menambahkan, "Aku dengar Peter berteriak, 'Dia mematahkan kakiku.' Kemudian dia diseret ke dalam danau. Beberapa hari kemudian kami menemukan kepala dan lengannya."
Baca juga: Niatnya Mancing Ikan di Sungai, Pasangan Ini Malah Diserang Buaya
Pada tahun 2005, Osama akhirnya ditangkap ketika penduduk setempat dan petugas satwa liar.
Sekitar lima puluh orang berhasil menangkap Osama, yang dipimpin oleh Otoritas Margasatwa Uganda
Mereka bekerja sama memancing buaya buas itu keluar dari dasar danau dengan paru-paru sapi.
Osama tetap dibiarkan hidup dan menjadi bagian program pengembangbiakan oleh Alex Mutamba dari Uganda Crocs.
"Semua buaya Nil seperti Osama akan memakan manusia jika mereka merasa wilayah mereka dirambah. Tapi buaya kami baik-baik saja, aman, jadi aku tidak terlalu khawatir."
Amukan Osama selama bertahun-tahun berbeda dengan serangan buaya Australia baru-baru ini.
Seorang pria Australia, Kai Hansen dari Darwin memukul moncong buaya air asin yang dikenal dengan nama Fred saat ia menerjang ke arahnya bulan lalu.
Cerita Kai yang mengaku hampir dimakan reptil besar itu pun viral di medsos.
Kai adalah pemilik Goat Island Lodge di tepi sungai Adelaide.
Saat ini ia Kai tinggal di rumahnya dengan buaya betina tercinta Casey, yang telah direcoki oleh Fred.
Inilah yang membuat Kai memukul moncong hewan itu dan meminta tim pencarian buaya memindahkannya. (TribunTravel.com/Tys)