Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Bikin Es Krim yang Sulit Mencair, Perusahaan di China Tuai Kecaman

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi es krim.

Es krim habanero pada kenyataannya memang bercita rasa sangat pedas.

Bahkan, wisatawan harus menandatangani surat pernyataan terlebih dahulu sebelum mencobanya.

Surat pernyataan menyatakan bahwa penjual tidak bertanggung jawab atas akibat yang timbul setelah wisatawan menyantap es krim habanero.

Kisah es krim habanero Hirata yang sekarang terkenal berawal dari bencana Fukushima tahun 2011.

Ilustrasi cabai habanero yang terkenal pedas. (Flickr/jeffreyw)

Sebelum tsunami melanda dan kekhawatiran akan dampak radiasi mulai terlihat, desa tersebut tidak pernah memiliki masalah dalam menjual sayuran.

Namun, semuanya mulai menurun dan penduduk setempat mulai mencari cara baru untuk mencari nafkah.

Tiga petani lokal tertarik dengan gagasan menanam cabai habanero, tanpa terlalu memikirkan fakta bahwa cabai itu terlalu pedas untuk sebagian besar konsumen Jepang.

Alhasil, petani tidak dapat menemukan pasar untuk produk mereka.

Kemudian pada 2015, saat melakukan brainstorming cara menggunakan bubuk habanero, para petani muncul dengan ide untuk menggunakan sayuran pedas sebagai bahan es krim.

Idenya berhasil, dan es krim habanero menjadi bagian utama dari upaya pemasaran desa.

Membuat es krim habanero ternyata bukanlah pekerjaan yang mudah.

Para pekerja memakai sarung tangan, masker, dan kaca mata saat mereka menaburkan bubuk habanero yang "membakar lidah".

Wisatawan yang cukup berani untuk mencoba hidangan ini dapat memilih berbagai tingkat kepedasan.

Tingkat yang paling ekstrim, kepedasan neraka, ditawarkan secara gratis jika penantang mampu menghabiskannya.

Harga es krim habanero sejatinya tidak terlalu mahal, yakni 500 yen atau stara Rp 55 ribu.

Halaman
1234