Jika tidak diadakan di fasilitas pelatihan, kolam renang lokal akan digunakan.
Pertama, pramugari akan mengenakan jaket pelampung mereka sebelum melompat ke kolam.
Beberapa maskapai penerbangan, menguji pramugari dapat berenang sendiri sebelum melemparkan jaket pelampung ke kolam untuk mereka pakai dan mengembang.
Semua kru memakai seragam untuk mensimulasikan efek dari keharusan mengenakan pakaian basah di dalam air.
Kemudian semua pramugari akan naik ke rakit penyelamat dan saling membantu di dalam pesawat.
Baca juga: Pramugari Akui Benci Penumpang yang Pesan Minuman Tertentu di Pesawat
Tergantung pada jenis pesawat, rakit darurat berbeda dan mungkin ada kanopi untuk didirikan, serta perlengkapan bertahan hidup untuk dipasang.
Para pramugrai juga akan diperlihatkan bagaimana memposisikan diri di atas rakit penolong untuk membawa lebih banyak orang.
Setelah ini, pramugari melompat kembali ke air dan berkelompok bersama untuk mempraktikkan teknik bertahan hidup, seperti posisi 'membantu' dan 'berkumpul', yang paling memungkinkan orang untuk tetap hangat di air dingin.
Fisiologi berada di air dan hipotermia juga turut dibahas.
Bagian terakhir dari pelatihan ini adalah berlatih menarik 'korban yang tidak sadar' di perairan.
Baca juga: 5 Barang yang Selalu Ada di Tas Pramugari, Kira-kira Apa Ya?
Tergantung pada jenis rakit penolong, mereka akan berlatih cara mengembangkan rakit penolong, menggunakannya dan peralatan yang disertakan untuk bertahan hidup.
Ini mungkin termasuk hal-hal seperti suar, peralatan sinyal, jatah makanan, penampung air serta jangkar.
Beberapa pusat pelatihan memiliki lebih banyak fasilitas, seperti simulator badai dan gelombang atau peralatan jalan keluar bawah air untuk mensimulasikan keluar dari ruang tertutup di bawah air.
Pada dasarnya, berenang adalah keterampilan penting yang harus dimiliki pramugari.
Kendati demikian, beberapa orang menganggap skil renang tidak begitu penting.