Hal ini yang menyebabkan kampung tematik di Kota Malang tidak aktif seperti dulu kala.
Selain itu, minimnya peran dari Pemerintah Kota Malang dalam hal pembangunan, membuat daya tarik wisata di kampung tematik ini menjadi berkurang.
"Sebenarnya kampung tematik ini adalah kampung yang dibangun. Membangun destinasi dan daya tarik wisata. Karena minimnya bantuan infrastruktur dari pemerintah dan CSR. sehingga kampung ini terkesan ada pembiaran. Karena kebanyakan dihasilkan dari swadaya masyarakat," terangnya.
Ki Demang menyampaikan, dalam setahun hanya ada satu event yang dibuat oleh Pemkot Malang di masing-masing kampung tematik.
Setiap satu event tersebut, di masing-masing kampung tematik hanya mendapatkan anggaran senilai Rp 2 Juta.
Anggaran tersebut dirasa Ki Demang, masih kurang untuk biaya operasional dan lain sebagainya.
Hal ini membuat masing-masing kampung tematik ketika akan membuat event harus menggandeng pihak-pihak lain sebagai sponsor.
"Jadi mau gak mau kita harus berusaha ekstra untuk mengangkat kembali kampung tematik. Karena kampung tematik ini asalnya berbasis edukasi, jadi banyak modal yang dibutuhkan," ujarnya.
Dalam membangkitkan kembali kampung tematik ini, Ki Demang mengharapkan adanya keterlibatan masing-masing Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Malang.
Baca juga: 5 Tempat Sewa Motor di Malang, Tarif Murah dan Unit Berkualitas
Segenap OPD ini yang nantinya dapat memberikan dukungan kepada masing-masing kampung tematik
Pasalnya, kampung tematik di Kota Malang memiliki ciri khas tersendiri dan beraneka ragam.
Mulai berbasis budaya, lingkungan, pertanian, wisata, hingga perdagangan.
"Kampung tematik benar dibawah Disporapar. Tapi itu hanya dari unsur pariwisatanya. Tapi kalau basisnya kampung itu pertanian, Dispangtan juga perlu turun. Kalau basis Koperasi dan UMKM, Diskopindag harus terlibat begitu seterusnya," jelasnya.
Dengan begitu, Ki Demang meyakini, kampung tematik di Kota Malang bisa bangkit pasca pandemi Covid-19.
Pasalnya, kampung tematik di Kota Malang telah menjadi ikon, dan menjadi pilot projek studi pengembangan kampung dari masing-masing daerah.