Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Akibat Pemanasan Global, Base Camp Gunung Everest Akan Dipindahkan

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi base camp Gunung Everest yang ada di Nepal. Pemerintah Nepal berencana pindahkan base camp Gunung Everest karena masalah lingkungan.

Kemudian Kabinet Nepal baru akan memiliki keputusan akhir setelah keputusan-keputusan lainnya disetujui.

Adhikari mengatakan bahwa sebab kerusakan lingkungan di Gunung everest ini dikategorikan sebagai aktivitas antropogenik, atau dikenal sebagai perilaku manusia.

Selain itu juga termasuk perubahan iklim sebagai isu yang mempengaruhi ketidak amanan base camp Gunung Everest.

Akibatnya, Gletser Khumbu mencair dengan kecepatan lebih cepat dari kecepatan alami.

Alarm terkait rusaknya alam Gunung Everest bukan pertama kalinya diumumkan oleh pihak terkait.

Sebuah studi di Nature Portfolio Journal of Climate and Atmospheric Science yang diterbitkan awal tahun ini mengungkapkan bahwa es yang terbentuk selama periode 2.000 tahun di South Col Glacier mencair dalam waktu sekitar 25 tahun .

Paul Mayewski, pemimpin ekspedisi dan direktur Institut Perubahan Iklim di Universitas Maine, mengatakan: "Temuan itu menunjukkan perubahan total dari apa yang telah dialami di daerah itu, mungkin sepanjang semua periode pendudukan manusia di pegunungan."

Ia juga mengungkapkan bahwa perubahan iklim mempengaruhi banyak tempat paling berharga di dunia, termasuk Gunung everest.

Ilustrasi puncak everest, Himalaya (unsplash.com/@michaelclarke86)

Baca juga: Calon Pendaki Gunung Everest Tak Bisa Mulai Pendakian dari Tibet, Apa yang Terjadi?

Baca juga: Pecahkan Rekor Dunia, Pria Ini Taklukkan Puncak Gunung Everest Sebanyak 25 Kali

"Nepal saja tidak dapat mengurangi emisi karbon dan dampak pemanasan global." kata Adikari.

"Namun, kami dapat mengurangi beberapa masalah dengan melakukan tindakan sementara semacam itu," lanjutnya.

"Di satu sisi, kami ingin melestarikan gunung dan gletser. Di sisi lain, kami tidak ingin mempengaruhi ekonomi gunung," tambahnya.

Menyeimbangkan keinginan untuk mendaki Everest dengan kebutuhan masyarakat lokal telah menjadi tantangan berkelanjutan di Nepal.

Pariwisata adalah industri terbesar keempat di negara itu, yang berhasil mempekerjakan 11,5 persen dari warga Nepal dalam beberapa bentuk.

Mulai dari bekerja di hotel atau wisma, hingga membimbing turis asing mendaki gunung tertinggi di dunia.

Tak hanya itu, izin mendaki Guunung Everest saat ini berharga 11 ribu Dollar AS atau sekitar Rp 162 juta per orang.

Halaman
123