Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kisah Pembajakan Pesawat Qantas 1737, Gagal Berkat Aksi Heroik Kru dan Penumpang

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi maskapai Qantas

Pada saat yang sama, seorang penumpang yang menerima luka ringan dirawat di bandara oleh paramedis.

Qantas, maskapai penerbangan berbasis di Australia. (Flickr/ jason goulding)

Masalah Keamanan Menjadi Sorotan

Meskipun banyak perbaikan keamanan setelah serangan teroris di World Trade Center pada bulan September 2001, ditemukan dalam penyelidikan bahwa penerbangan Qantas 1737 tidak memenuhi pengaturan keamanan tertentu.

Pintu menuju dek penerbangan belum disesuaikan untuk sepenuhnya memblokir akses dari luar, seperti yang diperlukan setelah serangan tahun 2001

Seandainya Robinson berhasil mencapai dek penerbangan, maka kemungkinan besar jatuhnya korban jiwa sangat mungkin terjadi.

Baca juga: Biarkan Kopilot Tak Terlatih Mendaratkan Pesawat, Maskapai India Dijatuhi Denda Ratusan Juta

Qantas mendapat kritik setelah insiden tersebut dan kemudian melakukan tinjauan keamanan penuh atas operasinya.

Maskapai kemudian menjamin bahwa pintu dek penerbangan akan diamankan di semua pesawat pada tanggal 1 November 2003.

Namun, maskapai menolak saran untuk mempersenjatai pilot di setiap penerbangan.

Maskapai juga menolak untuk melakukan pengecekan pada setiap penumpang untuk mendeteksi benda-benda kayu, menyatakan bahwa mengadopsi prosedur seperti itu tidak mungkin.

Ilustrasi pesawat QantasLink. (Instagram.com/@qantas_link)

Pengakuan David Robinson

Dalam wawancara polisi, Robinson mengaku berusaha membajak pesawat.

Ia bermaksud untuk menabrakkan pesawat ke Taman Nasional Yerusalem di Tasmania.

Dia juga mengaku berniat membajak pesawat pada dua kesempatan sebelumnya.

Seorang sumber mengungkapkan bahwa Robinson baru-baru ini dipecat dari pekerjaannya dan berencana masuk ke kokpit untuk membakarnya.

Baca juga: Pesawat Pribadi Ratu Elizabeth II Terjebak Badai & Petir di Udara, Pendaratan Tertunda

Pada bulan Juli 2004, hakim yang duduk di Mahkamah Agung di Victoria memutuskan bahwa Robinson tidak bersalah atas tiga dakwaan terhadapnya (percobaan membajak pesawat, percobaan pembunuhan, dan cedera tubuh yang menyedihkan) karena alasan gangguan mental.

Halaman
123