Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengintip Mitos di Candi Borobudur, Bisa Sentuh Arca di Stupa Akan Dapat Keberuntungan?

Editor: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Biksu Buddha di Candi Borobudur, Magelang Jawa Tengah

Sehingga “Kunto Bimo” diduga berarti permintaan pantang menyerah dan mengira-kira (berharap) mendapatkan hasilnya.

Secara harfiah, Kunto Bimo sendiri berasal dari kata “kunta” bisa berarti “batang” atau “lembing” atau juga bisa berarti gairah atau keinginan, dan “bima” adalah Bhima dari tokoh Pandawa yang berarti “mengerikan” atau “luar biasa” atau “dahsyat”.

Namun seorang arkeolog Indonesia yang pernah memimpin pemugaran Candi Borobudur, Drs. R. Soekmono, mitos yang tidak ada kaitannya dan tidak diajarkan dalam Agama Buddha.

Menurutnya, Kunto Bimo merupakan akal-akalan oknum petugas candi pada tahun 1950-an untuk meningkatkan pendapatan dari pengunjung candi.

Mereka menaburkan bunga dan uang pada satu arca dalam stupa sehingga memberi kesan mistis.

Perilaku pengunjung Candi Borobudur yang mengistimewakan arca Buddha di arupadathu tersebut pernah disinggung oleh seorang arkeolog Belanda.

August Johan Bernet Kempers (1906-1992) dalam bukunya Ageless Borobudur.

Tidak diketahui secara pasti mengapa yang harus disentuh adalah jari manis dan tumit.

Diduga ini juga merupakan sebuah permainan akal-akalan agar para pengunjung tidak dengan mudah berhasil melakukannya.

Sehingga kemungkinan kecil atau sedikit orang yang akan berhasil.

Artikel ini telah tayang di TribunJateng.com dengan judul Asal-usul Mitos Kunto Bimo Bisa Dapat Keberuntungan Seusai Sentuh Arca di Stupa Candi Borobudur

Baca juga: Panduan Rute ke Candi Borobudur dari Jogja, Bisa Naik Transportasi Umum atau Kendaraan Pribadi

Baca juga: Pembatasan Jumlah Pengunjung Candi Borobudur sebagai Upaya Agar Tidak Missing Tourism