Tindakan kejam itu memicu gelombang demi gelombang protes, mengikis kepercayaan publik terhadap pemerintah Shanghai.
"Drama konyol telah berakhir dan tidak ada yang maju untuk menjelaskan, tidak ada yang meminta maaf atas kehidupan yang dihina, dilukai, dan hilang, dan tidak ada yang dimintai pertanggungjawaban," tulis seorang warga Shanghai dalam unggahan yang dibagikan secara luas di WeChat.
Pekerja melepas alat pelindung mereka di sebelah pintu masuk lingkungan selama tahap kedua penguncian pandemi di distrik Jing'an di Shanghai pada 5 April 2022. (Hector RETAMAL / AFP)
"Udang karang kembali, bir kembali, tetapi rasa aman hilang," kata unggahan itu, yang kemudian disensor.
Seperti diketahui, pembatasan tersebut menjungkirbalikkan bisnis di hampir setiap sektor dan membuat ekonomi kota terhenti.
Banyak bisnis terpaksa menangguhkan produksi sementara, beberapa bisnis bahkan mungkin tidak pulih.
Sementara lockdown sebagian besar telah dicabut, beberapa pembatasan Covid-19 tetap menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.
Beberapa tempat umum dan transportasi masih memerlukan tes Covid-19 negatif yang diambil dalam waktu 72 jam, dan antrean panjang terbentuk di lokasi tes di luar kompleks perumahan sepanjang Rabu.
Pemerintah China telah mengangkat Wuhan sebagai kisah sukses dalam penanganan pandemi, dengan media pemerintah merayakan lockdown-nya sebagai kemenangan "heroik" atas virus tersebut.
Di Shanghai, narasi resmi jauh lebih tenang.
Para pejabat bahkan menolak untuk mengakui lockdown pernah diberlakukan, alih-alih menyebutnya "mode manajemen statis."
Dalam sebuah instruksi yang diedarkan secara luas secara online pada hari Selasa, otoritas Shanghai memerintahkan organisasi media untuk menghindari penggunaan frasa "mencabut lockdown".
"Situasi di Shanghai berbeda dari Wuhan karena (kami) tidak pernah mengumumkan 'lockdown', jadi tidak ada 'pencabutan penguncian' untuk dibicarakan," kata pemberitahuan itu.
"Manajemen statis seluruh area Shanghai hanya menekan tombol jeda, di mana fungsi inti kota masih berjalan."
Pada hari Rabu, media pemerintah menghindari semua penyebutan kata lockdown.
Di Weibo, tagar seperti "Shanghai kembali" dan "Lama tidak bertemu Shanghai" yang dibuat oleh media pemerintah menarik ratusan juta tampilan, tetapi tidak satupun dari mereka yang masuk ke dalam 10 topik trending teratas.
Baca juga: China Semangat Bikin Pesawat Hipersonik, Penerbangan Rute Shanghai-New York Hanya 2 Jam
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Warga Shanghai Rayakan Pencabutan Aturan Lockdown: Drama Konyol Telah Berakhir