Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengarungi Sungai Aare Jadi Wisata Favorit di Swiss, Ternyata Ini Daya Tariknya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemandangan Sungai Aare di Kota Bern, Swiss.

TRIBUNTRAVEL.COM - Belum lama ini, masyarakat dihebohkan dengan kabar hilangnya anak sulung Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz

Eril, sapaan akrabnya, diduga terseret arus saat berenang di Sungai Aare Swiss pada Kamis (26/5/2022) siang waktu setempat.

Duka mendalam pun turut dirasakan sebagian besar warga Indonesia atas kabar hilangnya putra sulung Gubernur Jawa Barat tersebut.

Sungai Aare diketahui membentang sejauh 288 kilometer, menjadi sungai yang mengaliri seluruh wilayah Swiss.

Baca juga: Mengenal Zibelemärit, Festival Rakyat Bern Swiss yang Dimeriahkan dengan Berenang di Sungai Aare

Meski arusnya terbilang cukup deras, namun berenang di Sungai Aare ternyata menjadi salah satu wisata favorit di negara itu.

Terlebih saat musim panas tiba, masyarakat berbondong-bondong untuk menikmati segarnya air di Sungai Aare.

Sungai Aare, Swiss (Flickr/Vasile Cotovanu)

Melansir lenews.ch, Minggu (29/5/2022), air yang mengalir di Sungai Aare melalui Bern, ibu kota Swiss, berasal dari lelehan salju di Pegunungan Alpen.

Tak heran jika suhu air di Sungai Aare terbilang rendah meskipun saat musim panas tiba, yakni berkisar antara 15-22 derajat celcius.

Baca juga: 7 Kesalahan yang Harus Dihindari Turis saat Berenang di Sungai Aare Swiss

Oleh karena itu, banyak masyarakat memanfaatkan air dingin yang mengalir di Sungai Aare untuk berenang dan wisata air lainnya.

Para pengunjung biasanya memulai aktivitas di Sungai Aare dengan melompat dari Jembatan Schonausteg.

Mereka kemudian berenang atau mengapung mengikuti aliran sungai hingga sampai ke satu titik.

Wakeboarding di Sungai Aare, Bern, Swiss (pixabay/ ravisimo)

Baca juga: Aturan Berenang & Peta Sungai Aare Swiss Lokasi Hilangnya Anak Ridwan Kamil

Setelah itu, mereka akan naik ke permukaan dan mengulangi kegiatan tersebut dengan melompat lagi dari jembatan awal.

Selain mengapung atau berenang, masyarakat juga memanfaatkan Sungai Aare untuk kegiatan selancar dan wakeboarding.

Berbeda dengan di laut, selancar di Sungai Aare biasanya dimuai dengan konsep bungee.

Jadi, peselancar mengikat tali bungee panjang ke pohon, merentangkannya ke bawah sungai, naik ke papan selacar, lalu melepaskan talinya dan mulai berselancar di sungai.

Halaman
12