Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Makan Siang di Warung Iwak Manuk Pak No Semarang, Coba Lezatnya Aneka Olahan Burung dan Bebek Alaska

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Satu porsi belibis dengan nasi putih dan sambal pedas.

Citarasa khas iwak manuk disini ialah tekstur dan bumbunya yang gurih.

Baca juga: Bakmi Jawa Pak Gareng dan 5 Bakmi Enak di Semarang untuk Makan Malam

Baca juga: One Way Arus Balik Diterapkan, Ini Jalur Alternatif ke Semarang dan Bandung Melalui Jalan Non Tol

Rasa gurih bumbu  rempah ini diakui oleh Subiono memang didapatnya secara turun temurun dari orang tua.

Selain bumbu rahasia, supaya tekstur daging bisa lembut dan bau tidak amis ialah proses memasak.

Sebelum digoreng, baik bebek ataupun burung dimasak terlebih dahulu bersama bumbu rempah dalam waktu yang cukup lama.

Proses pemasakkan ini bisa memakan waktu hingga dua jam.

Setelahnya, daging siap digoreng sesuai pesanan.

Selain rasa gurih dan tekstur lembut, yang rasa semakin mantap ialah tambahan sambal pedasnya.

Sambal yang disajikan sebagai pendamping iwak manuk di warung Pak No menjadi magnet tersendiri karena pedasnya yang mantap.

Subiono menyebut sambalnya sebagai sambal 3 in 1, yang terbuat dari cabai rawit merah, rawit hijau dan rawit putih.

Tidak hanya sambal, sayur pendampingnya juga berbeda.

Warung Iwak Manuk Pak No (TRIBUN JATENG/MAULANA RAMADHAN)

Jika biasanya lalapan adalah sayur kemangi di sini sayur yang digunakan adalah sayur singkong.

Seporsi belibis dijual seharga Rp 25 ribu, kuntul Rp 32 ribu dan burung puyuh Rp 30 ribu.

Satu porsi burung puyuh terdiri dari dua ekor puyuh.

Sementara untuk bebek alaska dibanderol Rp 75 ribu.

Jika merasa kurang kenyang, traveler bisa menambah Rp 4 ribu untuk nasi putih sepuasnya.  

Halaman
123