Dinding Honai terbuat dari papan dengan kedua ujung runcing seperti tombak yang disebut papan cincang.
Papan-papan tersebut tidak disatukan dengan paku melainkan menggunakan rotan yang diambil langsung dari alam.
Agar tetap kokoh berdiri, honai biasanya diberi balok kayu di tengah ruangan untuk menyangga atap agar tak goyah.
Kemudian untuk atapnya sendiri, honai ditutup dengan kayu buah atau dari alang-alang.
Sementara untuk alas tempat tidur di dalam Honai, digunakan lokop atau pinde yang bentuknya menyerupai bambu kecil.
Selain sebagai tempat tinggal, Honai juga digunakan sebagai tempat menyimpan simbol adat maupun alat perang.
Honai juga kerap dimanfaatkan sebagai balai pertemuan pada sejumlah aktivitas sosial seperti membahas strategi perang, atau ruang pendidikan bagi masyarakat sekitar.
Tak hanya itu, masyarakat Suku Dani juga menggunakan Honai sebagai lumbung atau tempat untuk menyimpan hasil pertanian.
Baca juga: Jelajah Pulau Keakwa, Pesisir Indah di Papua yang Simpan Berbagai Peninggalan PD II
Baca juga: Cerita Mama Papua Diberi Jokowi Rp 1 Juta saat Beli 2 Noken
(TribunTravel/Zed)
Baca selengkapnya soal Papua di sini.