Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Kesaksian Penumpang Malaysia Airlines saat Insiden Pesawat Menukik Tajam, Semua Panik dan Menjerit

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - pesawat Malaysia Airlines Boeing 737-800.

TRIBUNTRAVEL.COM - Pekan lalu Pesawat Malaysia Airlines rute Kuala Lumpur-Kota Tawau di Sabah menukik secara tiba-tiba dan terbang tidak menentu sebelum berbalik arah pada Minggu (3/4/2022).

Saat mengudara di ketinggian 30.000 kaki, jet Malaysia Airlines (MAS) tiba-tiba mengalami penurunan ketinggian dengan cepat.

Insiden tersebut membuat pesawat menukik tajam, yang digambarkan oleh seorang penumpang berlangsung sekira 10 menit.

Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia (CAAM) telah menemukan penyebab insiden yang menimpa Malaysia Airlines MH2664 pekan lalu.

Pihaknya mengatakan, sistem pitot-statis pesawat tersebut tidak berfungsi, sehingga menyebabkan 'masalah teknis'.

Menurut Flightradar24.com, Boeing 737-800 berusia delapan tahun itu tidak beroperasi sejak penerbangan terakhir pada 3 April 2022.

Pakar keselamatan penerbangan dan mantan penyelidik kecelakaan FAA Mike Daniel mengatakan kepada Simple Flying bahwa bukan hal yang aneh jika sistem pitot-statis tersumbat karena serangga atau kerusakan kecil.

Baca juga: Boeing 737-800 Milik Malaysia Airlines Turun Mendadak dari Ketinggian hingga 7.000 Kaki

Baca juga: Perbatasan Malaysia Dibuka Mulai 1 April, Simak Aturan Berkunjung Bagi Wisatawan Asing

Ia menambahkan, "Mereka harus selalu diperiksa selama pra-penerbangan, namun dari darat mereka sulit untuk secara fisik memeriksa dari dekat apakah ada kerusakan atau halangan."

Pada hari Minggu, (10/4/2022), Otoritas Penerbangan Sipil Malaysia mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa berdasarkan pemeriksaan perekam data penerbangan, masalah teknis yang terjadi selama penerbangan itu karena tidak berfungsinya sistem pitot-statis.

"Kerusakan ini menghasilkan indikasi kecepatan yang salah di dalam pesawat, mengakibatkan pesawat terlempar dan menonaktifkan autopilot," ungkap CEO CAAM Chester Voo.

"Menanggapi hal ini, reaksi langsung dan benar pilot dalam komando adalah untuk mendapatkan kembali kendali positif dari pesawat," imbuhnya.

Voo menambahkan bahwa tindakan korektif menghasilkan perubahan nada dan ketinggian yang sesuai dengan laporan pilot dan pengalaman penumpang di dalam pesawat.

Tindakan cepat kru sangat penting untuk menjaga pesawat di bawah kendali pilot dan berdasarkan indikasi akurat dari instrumen lain.

Dia juga menunjuk cuaca buruk yang menambah ketidaknyamanan penerbangan.

Baca juga: Cara Mudah Upgrade Kursi Gratis di Pesawat, Pramugari: Beri Kami Starbucks atau Cokelat

Baca juga: Penyebab Pesawat Boeing 737 Milik Malaysia Airlines Menukik Tajam Akhirnya Ditemukan

Kesaksian Penumpang

Halaman
12