TRIBUNTRAVEL.COM - Pesawat kargo terbesar di dunia, Antonov-225 (An-225) milik Ukraina dikabarkan akan dibuat lagi.
Sebelumnya pesawat yang diberi nama 'Mriya' itu sempat hancur lantaran serangan Rusia yang terjadi pada Minggu (27/2/2022).
Diketahui An-225 itu dihancurkan saat tengah terparkir di Bandara Antonov di Gostomel, Kota Kiev.
Akibat penghancuran tersebut An-225 mengalami kerusakan parah hingga tidak dapat beroperasi kembali.
Melansir laman Flying Mag, Selasa (29/3/2022), Antonov Company, produsen ikon An-225, mengatakan telah meluncurkan penggalangan dana global untuk kebangkitan pesawat.
"Tim DP 'ANTONOV' sangat menganggap perlu untuk mencegah hilangnya total pesawat legendaris sebagai salah satu simbol modernitas dan untuk mulai bekerja pada kebangkitan pemimpin penerbangan transportasi,” katanya melalui halaman Facebook Perusahaan Antonov.
Pesawat Mriya yang memiliki arti 'mimpi' itu menjadi satu-satunya transportasi yang memiliki enam mesin turbofan dengan muatan maksimum 250 ton.
Tentu saja hal ini menjadi kabar buruk tersendiri bagi perusahaan, mengingat An-225 sendiri merupakan pesawat pengangkut untuk pesawat ulang-alik Soviet.
Tak hanya itu, sebagai pesawat terbesar di dunia, An-225 memiliki sejarah panjang bagi dunia penerbangan Ukraina.
Pada tahun 2001 misalnya, Mriya memulai misi baru sebagai pesawat angkut komersial untuk peralatan yang sangat besar.
Baca juga: Pesawat Terbesar di Dunia Antonov AN-225 Hancur saat Invasi Rusia ke Ukraina
Baca juga: Fakta Antonov AN-225 Mriya, Pesawat Terbesar di Dunia yang Hancur Saat Invasi Rusia
TONTON JUGA:
Pesawat ini memiliki lebar sayap 290 kaki monoplane dengan sayap tinggi dan panjang 275 kaki tercatat sudah membawa kerumunan orang ke mana pun ia terbang.
Termasuk dengan tujuan yang jauh dari negara asalnya di Ukraina, seperti Texas, California, Australia, dan Amerika Selatan.
Namun, pesawat dengan tubuh yang gagah itu rupanya kini hanya menjadi puing-puing.
Oleh karena itu pihak Anotov berusaha membangkitkan kembali An -225, namun terkendala karena adanya kekurangan dana.