TRIBUNTRAVEL.COM - Wilayah udara Ukraina telah ditutup untuk penerbangan sipil setelah pasukan Rusia memasuki negara.
Tindakan itu menindaklanjuti meningkatnya ketegangan antara Ukraina dan Rusia selama berbulan-bulan.
Ketegangan yang terjadi membuat banyak maskapai mengubah jadwal atau bahkan membatalkan penerbangan ke Ukraina.
Melansir laman Simple Flying, Jumat (25/2/2022), Ukraina memutuskan untuk menutup wilayah udaranya pada Kamis (24/2/2022) kemarin.
Baca juga: Penampakan Pesawat Sipil Hindari Ukraina, Tak Mau Ambil Risiko dari Aktivitas Militer yang Meningkat
Wilayah udara ditutup untuk pengguna sipil berdasarkan pemberitahuan dari Kementerian Pertahanan Rusia, yang memperingatkan risiko tinggi terhadap keselamatan penerbangan pesawat sipil.
Tidak ada kejelasan tentang berapa lama langkah-langkah ini direncanakan, meskipun penutupan tidak akan dibatalkan sampai situasi saat ini diselesaikan.
Menyusul keputusan Ukraina untuk menutup wilayah udaranya, Moldova sebagai negara tetangga telah mengambil tindakan yang sama.
"Dengan mempertimbangkan situasi di wilayah tersebut, CSS merekomendasikan penutupan wilayah udara Republik Moldova," ungkap Wakil Perdana Menteri Moldova.
Baca juga: Aktivitas Militer Meningkat, Sejumlah Maskapai Hentikan Layanan Penerbangan ke Ukraina
"Otoritas Penerbangan Sipil akan melaksanakan rekomendasi tersebut, wilayah udara akan ditutup mulai pukul 12.00. Penerbangan akan diarahkan ke bandara lain," jelasnya.
Di balik penutupan wilayah udara oleh Ukraina, regulator Eropa EASA telah mengeluarkan Buletin Informasi Zona Konflik (CZIB) mengenai wilayah udara Ukraina dan beberapa daerah sekitarnya.
Selain Ukraina, publikasi itu mencakup wilayah yang membentang 100 mil laut dari perbatasan Ukraina di Belarus dan Rusia.
Baca juga: Lintasi Perbatasan Ukraina, Sebuah Pesawat Sampaikan Pesan Perdamaian Melalui Jalur Penerbangannya
CZIB juga mencakup tentang peringatan risiko tinggi, menyatakan bahwa pesawat sipil yang terbang di wilayah tersebut dapat salah diidentifikasi sebagai pasukan musuh atau bahkan sengaja menjadi sasaran.
EASA mengutip "keberadaan dan kemungkinan penggunaan berbagai sistem perang darat dan udara" sebagai risiko dan mengatakan bahwa penerbangan berisiko terlepas dari tingkat penerbangan mereka.
Penting untuk menghindari zona konflik
Pesawat harus menghindari zona konflik karena sejarah telah menunjukkan bahwa penerbangan tidak aman terlepas dari seberapa tinggi mereka terbang.
Baca tanpa iklan