Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mengulik Kisah Juliane Koepcke: Jatuh dari Pesawat dan Harus Bertahan 11 Hari di Hutan Amazon

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi seorang wanita yang tersesat di hutan

TRIBUNTRAVEL.COM - Kamu pasti asing dengan nama Juliane Koepcke.

Dia adalah satu korban jatuhnya pesawat di hutan Amazon yang berhasil selamat.

Meski selamat, dia harus menjalani beratnya bertahan hidup di hutan Amazon selama sebelas hari.

Dilansir dari amusingplanet, Juliane Koepcke yang saat itu berusia tujuh belas tahun baru saja lulus dari sekolah menengah di Lima.

Dia bersama ibunya hendak kembali ke rumah yang berada di stasiun penelitian biologi Panguana, jauh di dalam hutan Amazon sekitar 150 km selatan Pucallpa.

Baca juga: Viral Video Beruang Liar Ajak Tos Pengendara Mobil yang Terjebak Macet di Tengah Hutan

Ilustrasi pesawat yang sedang lepas landas (Foto oleh Jan Rosolino di Unsplash)

Baca juga: Dunia Mencekam, Tawarkan Sensasi Keliling Hutan Angker dengan Konsep Drive-Thru

Dia telah tinggal di Panguana, selama tiga tahun bersama ibunya, Maria, dan ayahnya, Hans-Wilhelm Koepcke, keduanya ahli zoologi.

Penerbangan mereka pada malam Natal 1971, dan pesawat sudah terlambat tujuh jam.

Baru menjelang tengah hari Juliane dan ibunya akhirnya naik pesawat.

Penerbangan ke Pucallpa seharusnya berlangsung kurang dari satu jam.

Sekira 25 menit setelah lepas landas, Penerbangan LANSA 508 terbang ke daerah badai dan mengalami turbulensi parah yang menyebabkan pesawat mulai bergetar hebat.
Kompartemen di atas terbuka, menghujani penumpang dan awak dengan bagasi dan hadiah Natal.

Pesawat bisa saja berbalik tetapi ada tekanan untuk memenuhi jadwal liburan, sehingga pilot terus terbang.

Setelah sekira sepuluh menit, Juliane melihat kilatan cahaya yang sangat terang mengenai sayap kiri pesawat.

Dia mendengar ibunya berkata, "Itulah akhirnya, semuanya sudah berakhir."

Segera setelah itu, pesawat mulai menukik.

“Saat itu gelap gulita dan orang-orang berteriak, lalu deru mesin yang dalam memenuhi kepalaku sepenuhnya,” kenang Juliane.

Halaman
1234