TRIBUNTRAVEL.COM - Malaysia tidak memiliki rencana untuk menutup perbatasannya untuk pariwisata internasional meski ada varian baru Covid-19 Omicron.
Negara itu juga tidak akan memberlakukan penguncian total, dilaporkan khaleejtimes.com.
Hal itu disampaikan Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia Hajah Nancy Shukri.
Shukri mengatakan bahwa tingkat vaksinasi yang tinggi di negaranya dan penanganan pandemi yang efisien akan memungkinkan mereka membuka perbatasan negara untuk turis internasional.
"Kami tidak memiliki rencana untuk menutup perbatasan," kata Shukri kepada wartawan saat briefing di Paviliun Malaysia dalam acara Expo 2020 Dubai di Dubai, Uni Emirat Arab pada Selasa (28/12/2021).
Shukri mengatakan, negara itu dibuka secara bertahap karena ada peraturan yang ketat.
"Sampai sekarang, semuanya terkendali dan kami masih sangat berhati-hati," lanjutnya.
Malaysia menjadi salah satu negara di Asia Tenggara yang menjalani penguncian paling ketat sejak pandemi.
Baca juga: Viral Pasangan Suami Istri Asal Malaysia Pergi ke Prancis Naik Sepeda Motor
Turis internasional tidak diizinkan masuk Malaysia hingga pertengahan November 2021.
Setelah itu, Pemerintah Malaysia meluncurkan gelembung perjalanan internasional pertamanya dengan membuka kembali Pulau Langkawi untuk turis internasional yang divaksinasi penuh tanpa persyaratan karantina.
Tak lama setelahnya, Malaysia membuka kembali perbatasan darat dan udara bagi warga negara Singapura melalui pengaturan Vaccinated Travel Lane (VTL) mulai 29 November 2021.
Pada 29 Desember 2021, sekira 97,6 persen populasi orang dewasa Malaysia telah divaksinasi penuh.
Sehingga 78,4 persen dari total populasi telah menerima vaksinasi lengkap.
Menteri mengatakan, perbatasan yang tertutup dan pembatasan pergerakan memiliki konsekuensi yang menghancurkan industri pariwisata.
Baca juga: Sukses Uji Coba Wisata Langkawi, Malaysia Mulai Izinkan Penduduknya Lakukan Perjalanan Internasional
Dia mengatakan bahwa Covid-19 mengurangi lebih dari 90 persen pendapatan pariwisata negara.