TRIBUNTRAVEL.COM - Perayaan Natal 2021 masih di tengah situasi pandemi, namun hal itu tidak mengurangi kegembiraan Natal.
Sejumlah daerah di Indonesia merayakan Natal dengan membuat pohon Natal unik.
Satu di antaranya pohon Natal di depan Gereja Centrum Stela Maris, NTT.
Pohon Natal di depan Gereja Centrum Stela Maris, NTT ini tersusun dari masker medis, yang merupakan kreasi Orang Muda Katolik (OMK) di Paroki Stela Maris Danga (Stemada), Mbay, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Sama seperti pohon Natal pada umumnya, pohon Natal masker ini berdiri kokoh dengan ujung meruncing dan dihiasi ornamen lampu bentuk bintang di ujungnya.
Dikutip TribunTravel dari laman Kompas.com, Minggu (26/12/2021), pohon Natal itu dibuat selama hampir tiga minggu.
Bagian utamanya terbuat dari rangka kayu, kemudian ditempeli dengan masker yang disusun satu persatu.
Semua masker yang digunakan untuk membuat Pohon Natal Masker ini totalnya ada sekitar 200 dus masker, yang sebagian disumbangkan umat dari luar pulau.
Pohon Natal Masker di NTT ini memiliki pesan dan makna yang menarik.
Andre, Ketua OMK Stela Maris Danga mengatakan, "Ini bukan sekadar pohon Natal, tetapi kami anak muda ingin menyampaikan pesan kepada seluruh umat Katolik, selama ini yang kami lihat orang mulai meninggalkan masker."
"Dengan pohon ini, kami ingin agar umat harus sadar Covid-19 masih ada di sekitar kita.
Karena itu kita harus taat prokes demi keselamatan bersama,” lanjut dia.
Selain itu, OMK juga ingin mengingatkan dan menganjurkan agar umat Katolik tidak membuang sampah masker bekas pakai di sembarang tempat yang justru merusak lingkungan dan berbahaya untuk sesama.
Pohon Natal dari Sapu Lidi di Klaten, Jawa Tengah
Selain Pohon Natal Masker di NTT, kali ini di Klaten ada pohon Natal dari sapu lidi.
Pohon Natal Sapu Lidi ini menghiasi halaman Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus, Klaten, Jawa Tengah.
Tidak hanya bahan pembuatnya saja yang menarik perhatian dari Pohon Natal Sapu Lidi di Klaten, tetapi juga makna yang disampaikan dari pohon Natal tersebut.
Gereja di Desa Tanjunganom Gadungan, Kecamatan Wedi, Kabupaten Klaten itu ingin menyampaikan jika persatuan adalah segala-galanya.
Dikutip TribunTravel dari laman TribunSolo.com, Minggu (26/12/2021), Pastor Gereja Katolik Santa Perawan Maria Bunda Kristus, Romo Aloysius Gonzaga Luhur Prihadi, menjelaskan penggunaan sapu lidi dipilih karena filosofinya.
"Kita mengambil filosofinya, yaitu kalau kita bersatu, kita bisa membuat segala sesuatu itu indah," jelas dia kepada TribunSolo.com, Sabtu (25/12/2021).
"Sapu itu bisa dipakai untuk membersihkan, kalau tidak diikat dalam satu kesatuan juga tidak efektif," terangnya membeberkan. (TribunTravel.com/tyas)
Baca juga: Viral Video Ular Piton Besar di Tengah Banjir Palembang, Panjangnya Capai 4 Meter
Baca juga: 4 Resep Kue Natal Paling Favorit, Bisa Dicoba untuk Sajian di Rumah
Baca juga: 5 Tempat Wisata di Sekitar BSD yang Buka saat Libur Natal 2021, Cek Harga Tiket Masuknya
Baca juga: 7 Gereja Kuno di Jakarta untuk Libur Natal 2021, Ada yang Bangunannya Mirip Vihara