Sebuah perusahaan mengajukan proposal untuk membuka kembali bandara pada 2018, tetapi belum disetujui.
3. Bandara Kai Tak, Hong Kong
Bandara Kai Tak dibangun pada tahun 1925, terletak tepat di tengah pegunungan dan gedung-gedung tinggi.
Mendarat di sana begitu sulit, bahkan sempat dijuluki sebagai "Serangan Jantung Kai Tak."
Setelah terlalu banyak pendaratan yang gagal serta masalah kepadatan, bandara ditutup pada tahun 1998.
Bandara ini kemudian digantikan oleh Bnadara Chek Lap Kok di Pulau Lantau.
Baca juga: Proyek Bangun Bandara Habiskan Rp 16 Triliun, Tak Disangka Hanya 3 Tahun Beroperasi
4. Bandara Ciudad Real, Spanyol
Bandara Ciudad Real menelan biaya pembangunan mencapai 1 miliar Euro atau setara sekira Rp 16 triliun.
Bandara itu mulai beroperasi tahun 2008, namun tak lama kemudian bangkrut.
Hingga akhirnya pada 2012, bandara ditutup.
Bandara Ciudad Real kemudian dilelang pada tahun 2015 dan terjual sangat jauh lebih murah daripada biaya pembangunannya.
5. Bandara Internasional Gaza, Palestina
Presiden Amerika Serikat, Bill Clinton, terbang ke Gaza untuk pembukaan Bandara Internasional Gaza pada tahun 1998.
Bandara itu dipandang sebagai langkah menuju perdamaian dalam konflik di Timur Tengah, sayangnya tidak berhasil.
Pasukan Israel mengebom bandara pada tahun 2001 sebagai tanggapan atas serangan militan Palestina terhadap warga Israel dalam gelombang kerusuhan yang terjadi pada September 2000 silam.
Baca juga: Ketiduran dalam Bagasi Pesawat, Petugas Bandara Heran Bangun-bangun Sudah di Abu Dhabi
Baca juga: Profil Bandara Ngloram yang Baru Diresmikan Presiden Jokowi, Intip Keistimewaannya
(TribunTravel.com/Mym)
Baca selengkapnya soal artikel viral di sini.