Mulai dari dua buah pipi, dua buah telinga, iga, lidah, dan otak.
"Pembeli dihitung mahal tidak mau. Karena mintanya pipi, lidah, iga itu harganya Rp 50.000. Katanya kemahalan," ujar Harsi.
Ia berharap warungnya kembali ramai dan tidak lagi viral karena harganya dianggap mahal.
Harsi mengaku, kejadian ini akan menjadi pengalaman bagi dirinya.
Ia juga akan lebih memperhatikan kebersihan dan memasang daftar harga menu di warungnya.
Lalu, apa itu tengkleng?
Tengkleng merupakan hidangan yang terbuat dari bahan dasar tulang dan daging kambing.
Meski mirip seperti gulai kambing, namun tengkleng tidak memakai santan untuk kuahnya.
Melansir dari situs resmi pariwisatasolo.surakarta.go.id, Rabu (8/12/2021), isi tengkleng adalah tulang belulang kambing dengan sedikit daging yang menempel.
Baca juga: Soto Gading dan 5 Soto Enak di Solo yang Cocok untuk Menu Sarapan
Biasanya juga berisi sate usus, sate jerohan, otak dan organ-organ lain seperti mata, telinga, pipi, kaki dan lain-lain.
Kenikmatan menyantap tengkleng akan terasa ketika menggerogoti sedikit daging yang menempel pada tulang dan menghisap isinya.
Kendati demikian, tengkleng memiliki sejarah yang panjang hingga menjadi kuliner yang kerap diburu wisatawan di Solo.
Hidangan satu ini lahir dari kesengsaraan rakyat pada masa penjajahan, dilaporkan KompasTravel.
Saat itu, masyarakat hanya mampu membeli 'limbah' dari kambing yaitu bagian tulang dan jeroan.
"Itu dinamakan tengkleng karena, kalau ditaruh di piringnya orang miskin dulu, terbuat dari gebreng (semacam seng) itu bunyinya kleng-kleng-kleng," jelas Guru Besar Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Dr. Ir Murdijati-Gardjito, Selasa (26/11/2019).