Menurut tradisi, seorang wanita yang sedang menggendong seorang anak laki-laki di punggungnya ditangkap ketika dia sedang melewati sungai Nagara dan dikuburkan di tempat di mana sebuah jembatan besar akan dibangun.
Jembatan Matsue Ohashi menurut legenda juga menggunakan pengorbanan manusia dalam pembangunannya.
Ketika Horio Yoshiharu, jenderal besar yang menjadi daimyo Izumo di era Keich, pertama kali memasang jembatan di atas muara sungai ini, para pembangun bekerja dengan sia-sia, karena tampaknya tidak ada dasar yang kokoh untuk pilar-pilar jembatan.
Meski akhirnya jembatan itu dibangun, tetapi pilar-pilarnya mulai tenggelam segera setelah selesai.
Baca juga: Mesin Penjual Otomatis di Jepang Ini Bagikan Minuman Gratis Jika Kamu Bawa Rekan Kerja
Baca juga: Maskapai Jepang Jual Tiket Pesawat All You Can Fly, Terbang ke Manapun Sebulan Mulai Rp 2 Jutaan
Kemudian banjir membawa setengahnya.
Jembatan yang sering diperbaiki seringkali juga rusak.
Kemudian pengorbanan manusia dilakukan untuk menenangkan roh-roh air bah yang jengkel.
Seorang pria dikubur hidup-hidup di dasar sungai di bawah tempat pilar tengah, di mana arusnya paling berbahaya, dan setelah itu jembatan tetap tidak bergerak selama tiga ratus tahun.
Legenda itu sangat diyakini, sehingga ketika jembatan baru dibangun menjelang akhir abad ke-19, ribuan orang desa takut untuk datang ke kota, karena desas-desus diperlukan korban baru, yang akan dipilih diantara mereka.
Tradisi Hitobashira juga disebutkan sehubungan dengan penyeberangan laut.
Catatan tertua di Nihon Shoki, menceritakan tentang Kaisar Jimmu, pendiri Kekaisaran Jepang, yang sedang menyeberangi laut dalam ekspedisinya ke timur, ketika topan pecah dan perahunya segera terombang-ambing di atas ombak.
Kemudian Ina-ihi-no-mikoto mengorbankan tubuhnya sendiri untuk dewa laut, sehingga kaisar bisa melanjutkan perjalanan.
Tradisi pengorbanan manusia juga berkaitan dengan pembangunan kastil-kastil besar.
Kastil Maruoka adalah satu kastil tertua yang masih ada di Jepang yang dikabarkan dibangun dengan hitobashira.
Ketika Shibata Katsutoyo, keponakan Shibata Katsuie, sedang membangun kastil di Maruoka, dinding batu kastil terus runtuh tidak peduli berapa kali dibangun.