TRIBUNTRAVEL.COM - Viral di media sosial unggahan seorang pria yang dipatok harga Rp 4 juta untuk seekor ikan yang dipesannya.
Pria bernama Mohd. Fariz Zulkarnain beserta kawan-kawannya ini memesan ikan dengan berat lebih dari 7 kg saat liburan ke Pulau Langkawi, Malaysia.
Fariz pun membagikan cerita di akun Facebooknya dan mengunggah nota pesanan mereka.
Baca juga: Restoran Cepat Saji di AS Ditutup setelah Video Dapur Penuh Tikus Viral di TikTok
Saat itu ia bersama rekan-rekannya memesan dua ikan siakap beserta menu lainnya.
"Salah satu pelayan kembali untuk mengonfirmasi ukuran ikan," kata Mohd. Faris dilansir dari Ohbulan.com.
Akhirnya, Fariz dan rekannya pun memutuskan untuk mengubah pesanan menjadi hanya berdasarkan perkiraan ukuran yang ditampilkan.
"Setelah berkeliling beberapa pulau di Langkawi, kami dibawa ke salah satu restoran untuk makan siang, seperti kebiasaan kami untuk memesan menu yang biasa dipesan di toko tomyam mana pun," lanjutnya.
"Biasanya untuk makan tujuh orang, dua ikan bass sudah cukup, jadi kami memesan dua ikan untuk tujuh orang untuk dimakan bersama dengan menu lainnya," sambungnya.
Ia melanjutkan, "Kemudian, seorang karyawan datang untuk memberi tahu kami untuk menggandakan konfirmasi ikan yang kami pesan."
"Kami bertanya lagi berapa besar ikan itu. Setelah ditunjukkan ukuran ikan dengan tangannya, kami sepakat untuk mengambil satu saja," kata Fariz.
Namun ia terkejut ketika ikan tersebut disajikan dalam satu piring besar (seukuran lima piring ikan biasa).
Baca juga: Bebek Goreng Pak Thori dan 3 Tempat Makan Siang di Semarang yang Terkenal Enak
Baca juga: Restoran Cepat Saji di AS Ditutup setelah Video Dapur Penuh Tikus Viral di TikTok
Saat akan membayar, Fariz mengaku terkejut dengan total tagihan RM 1852.50 (sekira Rp 6 jutaan) dengan harga ikan sekira Rp 4 jutaan.
Penjelasan Pemilik Restoran
Viralnya unggahan pelanggan di media sosial tersebut membuat sang pemilik restoran angkat bicara.
Pemilik Restoran Terapung Sas Rimba yang dituding mematok harga ikan tersebut mengaku bahwa pelanggannya telah mencemarkan reputasi bisnisnya.
Baca tanpa iklan