Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Dijuluki Shiratal Mustaqim, Jembatan Gantung di Magelang Viral di Medsos

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

jembatan Kalinegoro atau yang viral dengan sebutan Jembatan Siratal Mustakim, Mertoyudan, Kabupaten Magelang

TRIBUNTRAVEL.COM - Jembatan berjuluk 'Shiratal Mustaqim' di bawah Kali Progo mendadak viral akibat.

Mendengar namanya, banyak netizen mengaku merasa ngeri.

Jembatan sepanjang 120 meter dengan lebar 1,8 meter itu menghubungkan dua desa, yakni Desa Kalinegoro, Kecamatan Mertoyudan dan Desa Sumberarum, Kecamatan Tempuran.

Jembatan Shiratal Mustaqim sudah dibangun sejak tahun 2019.

Mengutip dari laman TribunJogja, Kamis (4/11/2021), Kepala Desa Kalinegoro, Hajid Mulyono menuturkan, jembatan dibuat untuk memperlancar perekonomian masyarakat setempat.

"Tujuan dibuatnya jembatan, untuk meningkatkan dan memperlancar ekonomi warga. Terutama untuk para pedagang, yang akan berjualan di Pasar Sraten (Mertoyudan), di mana pedagang banyak yang berasal dari daerah Tempuran, begitupun dengan pembelinya," ungkapnya kepada Tribunjogja.com, pada Rabu (27/10/2021).

Setelah jembatan dibangun cukup memberikan efek terhadap pertumbuhan ekonomi di masyarakat.

Terlebih, masyarakat bisa berjualan di sekitar jembatan, lanjutnya.

jembatan Kalinegoro atau yang viral dengan sebutan Jembatan Siratal Mustakim, Mertoyudan, Kabupaten Magelang (TRIBUNJOGJA.COM/ Nanda Sagita Ginting Penampakan)

"Pasti berdampak sekali untuk ekonominya. Karena, setelah adanya jembatan banyak warga yang memanfaatkan untuk berjualan makanan dan minuman. Awal dibuat, jembatan sempat ramai banyak orang yang datang sekedar ingin melihat jembatan gantung sekalian berfoto juga," terangnya.

Sebelum  jembatan dibangun, warga yang hendak melintas dari Desa Kalinegoro ke Sumberarum atau sebaliknya butuh waktu hingga 45 menit atau memutar sejauh 15 kilometer.

 

Sedangkan, setelah dibangun hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit saja.

"Sangat memudahkan masyarakat untuk beraktivitas, mempersingkat waktu. Rata-rata  jembatan dilewati sebanyak 50 orang per harinya, didominasi dari para pedagang dan anak-anak sekolah," terangnya.

Di balik viralnya jembatan gantung Kalinegoro, dirinya pun berharap bisa memberikan efek positif pada masyarakat terutama untuk mendongkrak perekonomian.

"Harapannya semoga bisa memberikan manfaat untuk warga setempat. Rencananya juga, ke depan jembatan bisa dijadikan spot wisata lokal," ujarnya.

Sementara itu, Dinar Kurniawan, warga Mertoyudan merasa sangat terbantu dengan adanya jembatan gantung tersebut.

Halaman
12