Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Rekomendasi Kuliner

Warung Makan Legendaris Jual Opor Ayam Tanpa Santan di Jaksel, Eksis Sejak 1970-an

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sajian kuliner di warung Opor Ayam Kuning H. Sa'adih, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

TRIBUNTRAVEL.COM - Opor ayam merupakan kuliner khas Indonesia yang sangat populer.

Terlebih lagi, kuliner ini kerap kali menjadi sajian wajib ketika momen Lebaran.

Seperti diketahui, sajian opor ayam dengan kuah kental yang bumbu utamanya terbuat dari santan.

Sajian kuliner di Opor Ayam Kuning H. Sa'adih. (Youtube/ Anak Kuliner)

Namun, beda halnya dengan Opor Ayam Kuning H. Sa'adih.

Baca juga: Warung Nasi Padang Legendaris Jualan Pakai Mobil di Pinggir Jalan, Pembeli Bisa Drive Thru

Sebab, ayam opor khas Betawi yang disajikan di warung tersebut sama sekali tidak menggunakan santan.

Sebagai gantinya, kuah opor ayam dibuat dengan campuran kelapa gongseng atau kelapa sangrai.

Kuah Opor Ayam Kuning H. Sa'adih yang tak menggunakan santan. (Youtube /Anak Kuliner)

Opor Ayam Kuning H. Sa'adih sendiri ternyata sudah cukup legendaris.

Tak tanggung-tanggung, Opor Ayam Kuning H. Sa'adih sudah eksis sejak tahun 1970-an.

Hal itu diungkapkan oleh pemilik dalam video yang diunggah akun Youtube Anak Kuliner.

Baca juga: Warung Nasi Padang Legendaris di Jakarta Pusat, Dimasak Tanpa Santan dan Gula

"Sudah buka sejak tahun 1970-an, jadi sudah 3 generasi," kata pemilik, seperti dikutip TribunTravel, Minggu (24/10/2021).

Dalam sehari, pemilik mengaku dapat menghabiskan hingga 20 ekor ayam.

Jumlah tersebut turun drastis hingga 50 persen dari angka penjualan sebelum Covid-19, yang mencapai 40-50 ekor per hari.

Opor Ayam Kuning H. Sa'adih menggunakan jenis ayam petelur. (Youtube/ Anak Kuliner)

Bahkan, dulunya Opor Ayam Kuning H. Sa'adih mampu menghabiskan hingga 100 ekor ayam dalam sehari.

"Dulu kakek saya sehari bisa 100 ekor ayam, itu tahun 1980-an pas ramai-ramainya," ungkap pemilik.

"Dulu kan memang rumah makannya luas, saingannya juga nggak ada," tambahnya.

Baca juga: Gado-gado H Miun, Kuliner Legendaris di Lamongan yang Bumbunya Masih Dimasak Pakai Arang

Halaman
123