Dari situlah Katmi belajar membuat pecel hingga menyajikannya pada pembeli.
Ketika sang ibunda telah tiada, Katmi melanjutkan usaha tersebut.
Baca juga: 5 Kuliner di Solo untuk Makan Siang, Penggemar Hidangan Pedas Wajib Coba Rica Bu Sartini
Meski telah cukup lama berjualan di seberang Pasar Triwindu, namun Katmi harus rela menelan pil pahit.
"Terus pas saya jualan digusur (dipindah) karena mau dibangun (direnovasi) Pasar Triwindu," ungkap Katmi.
Katmi pun berpindah tempat dan mendirikan usaha warung pecel di rumahnya yang letaknya tepat di belakang Pasar Triwindu.
Meski tersembunyi, namun pecel buatan Katmi selalu ramai peminat.
Ini terlihat dari pembeli yang silih berganti mendatangi Pecel Sor Asem.
Sambal pecel selalu baru
Katmi selalu mengutamakan kualitas pecel buatannya.
Setiap hari dirinya selalu membuat sambal pecel dengan cara tradisional agar nasi pecel yang disajikan selalu fresh.
"Kacangnya digoreng dulu, terus ditumbuk kayak gini. Terus diangkat, terus bumbu dihaluskan," jelas Katmi sambil menunjukkan proses pembuatan sambal pecel kepada TribunTravel.
Ia pun memperlihatkan bumbu-bumbu yang dipakai, seperti bawang putih, cabai rawit, daun jeruk, dan terasi.
"Setelah itu (bumbu) ditumbuk sampai lembut (halus). Habis itu gula Jawa (dihaluskan)," lanjutnya.
Meski saat ini telah ada alat canggih untuk menghaluskan bumbu, namun Katmi tetap menghaluskan bumbu menggunakan alu dan lumpang.
Menurutnya, penggunaan blender akan membuat cita rasa sambal pecel kurang lezat.
Baca juga: Surga Kuliner Penyetan di Solo, Sehari 100 Kilogram Kulit Ayam Ludes Terjual