Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Arab Saudi Buka Perbatasan, Bolehkah Jemaah dengan Vaksin Sinovac Lakukan Ibadah Umrah?

Penulis: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi jemaah umrah di Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi.

Namun menurut dia, jemaah diizinkan masuk atau tidaknya ke wilayah Kerajaan Arab Saudi tergantung perkembangan dan kondisi pandemi di Indonesia. 

Selain itu, kondisi vaksinasi Covid-19 di Indonesia maupun Arab Saudi juga akan menjadi pertimbangannya.

Zaky memperkirakan, kemungkinan Arab Saudi bisa menerima jemaah Indonesia masuk wilayahnya, jika vaksinasi sudah mencapai 70 persen dan kondisi pandemi sudah membaik.

Suasana di sekitar King Abdul Aziz Road yang tak jauh dari Masjidil Haram, Mekkah, Arab Saudi, Minggu (12/11/2017). (TRIBUNTRAVEL.COM/SINTA AGUSTINA)

Vaksin untuk perjalanan internasional

Dilaporkan Travel Weekly Asia, vaksin AstraZeneca saat ini paling banyak digunakan dan diterima di seluruh dunia dalam hal bepergian.

Terdapat sekira 119 negara yang mengakui vaksin AstraZeneca, berdasarkan riset yang dilakukan The Economist.

Pada urutan kedua setelah AstraZeneca yaitu Pfizer-BioNTech yang diterima oleh hampir 90 negara.

Kemudian diikuti oleh Sputnik V pada urutan ketiga yang diterima oleh lebih dari 60 negara.

Sementara Sinovac berada di urutan kedelapan yang diterima oleh hanya sekira 30 negara.

Meskipun vaksin AstraZeneca paling banyak diterima oleh negara di seluruh dunia, banyak negara Uni Eropa tidak menerima Covishiel.

Baca juga: Prosedur dan Biaya Pembuatan Paspor Umrah, Simak Dokumen Persyaratannya

Covishiel merupakan vaksin AstraZeneca yang dibuat oleh Serum Institute of India.

Negara Uni Eropa hanya akan menerima AstraZeneca versi buatan Eropa.

(TribunTravel.com/Sinta A.)