TRIBUNTRAVEL.COM - Neerja Bhanot bekerja sebagai pramugari untuk Pan American World Airways ketika tragedi terjadi pada pagi hari, 5 September 1986.
Saat singgah rutin di Pakistan, Pan Am Penerbangan 73 dibajak oleh empat teroris Palestina bersenjata.
Meskipun hampir semua orang lumpuh karena ketakutan, Neerja Bhanot tidak membuang waktu untuk mencoba meredakan situasi.
Neerja Bhanot baru berusia 22 tahun saat itu.
Pemikiran cepat Bhanot menyelamatkan pilot dan ratusan lainnya dari pembajakan berbahaya selama 17 jam yang merenggut 20 nyawa – termasuk nyawanya sendiri.
Baca juga: 25 Tips Nyaman Terbang Jarak Jauh, Termasuk Bersikap Baik dengan Pramugari & Pramugara
Baca juga: Buat Video TikTok, Pramugari Ini Ungkap 13 Tips Aman di Pesawat dan Hotel
Seorang pahlawan sampai akhir, dia ditembak mati saat melindungi tiga anak dari tembakan.
Ini adalah kisahnya yang luar biasa.
Siapa Neerja Bhanot?
Lahir pada 7 September 1963, di Chandigarh, India, Bhanot pindah ke Mumbai saat remaja, TribunTravel melansir dari allthatsinteresting.
Dia baru saja mendaftar di St. Xavier's College ketika seorang fotografer melihatnya di kampus dan dia mulai menjadi model untuk toko seperti Paville dan produk seperti Vaporex.
Dibesarkan dalam adat setempat, Bhanot menyetujui perjodohan yang telah diatur oleh keluarganya.
Dia mengikat simpul dengan seorang pria dari Uni Emirat Arab pada Maret 1985, tetapi menemukan bahwa suaminya kasar tak lama kemudian.
Melalaikan tradisi, Bhanot menceraikan suaminya setelah dua bulan dan memutuskan untuk menjadi pramugari.
Baca juga: Cerita Pramugari Layani Pangeran Harry dan Meghan Markle, Was-Was Makanan yang Dipesan Tak Dibayar
Dengan ketenangannya yang terlatih dan penampilannya yang alami, Neerja Bhanot dipilih dari 10.000 pelamar menjadi pramugari baru untuk Pan American.
Pada saat yang sama, organisasi teroris Abu Nadal Palestina tumbuh semakin memusuhi Israel dan sekutunya, dan khususnya Amerika Serikat karena mendukung pemenjaraan pemberontak Palestina.