Dengan dorongan keluarga dan teman-temannya, Li pun memutuskan membuat bisnis rumahan.
Pada Mei 2020, ia memulai Whisking Bakes dan menjual kue keju bakar yang saat itu sedang jadi tren.
Supaya kue buatannya beda dari kue keju bakar yang lain, Li menjualnya per potong.
Namun, usaha Li tidak berjalan mulus begitu saja.
Pada titik terendah, Whisking Bakes bahkan hanya menerima satu pesanan dalam satu minggu.
Awalnya Li merasa kurang semangat karena usahanya tampak belum membuahkan hasil maksimal.
Namun Li berusaha bangkit dan kembali mencari ide baru untuk mengembangkan bisnis kue buatannya.
Hingga tiba momen perayaan Tahun Baru Imlek, kue buatan Li pun banjir orderan.
Saat Imlek, kue nastar sudah umum jadi bingkisan hantaran, namun Li mencoba membuat kue unik bernama 'Orh nee' atau kue bola-bola berisi pasta ubi.
Satu toples kecil berisi 11 bola pasta ubi buatan Li harganya 14 dolar Singapura.
Meskipun harganya sedikit mahal, tapi rasa kue bola pasta ubi buatan Li sangat lembut dan lezat.
Ia butuh waktu lebih dari 24 jam untuk meracik resepnya.
Usahanya pun tidak sia-sia.
Tiga minggu pertama menjelang perayaan Imlek, Li mendapat pesanan 700 kue sehari.
"Ketika mendekati Tahun Baru Imlek, permintaan melonjak hingga kami harus membuat sekitar 1.000 kue setiap hari. Bahkan sampai tidak bisa tidur nyenyak," ujar Li.