Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

PPKM Diperpanjang, Sopir Bus Pariwisata di Pati Demo Bunyikan Klakson

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para pelaku usaha perjalanan wisata di Pati melakukan aksi protes terhadap kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang terus diperpanjang, Kamis (22/7/2021). Dalam aksi ini, delapan bus pariwisata konvoi keliling kota sambil mengibarkan bendera putih.

TRIBUNTRAVEL.COM - Pemerintah memutuskan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) terus diperpanjang.

Para pelaku usaha perjalanan wisata di Pati, Jawa Tengah pun melakukan aksi protes terhadap keputusan tersebut.

Mereka merupakan para pelaku industri pariwisata yang tergabung dalam DPC Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Pati, Association of The Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) Pati Raya, serta Paguyuban Pelaku Pariwisata Joyokusumo Pati (PAPPARI).

Mereka melakukan aksi konvoi delapan bus pariwisata yang dipasangi bendera putih di bagian depan serta spanduk protes di bagian samping.

Baca juga: Bakso Legendaris di Tangerang Buka Sejak 1967, Sehari Habiskan 25 Kg Daging Sapi

Klakson bus juga terus dibunyikan.

Dua di antara tulisan yang terpampang dalam spanduk ialah “PPKM Diperpanjang, Bendera Putih, Pelaku Pariwisata Sekarat” dan “PPKM Selesai Pariwisata Bangkit”.

Petugas Kepolisian Satlantas terlihat mengatur arus lalu lintas di titik penyekatan pusat kota di Pertigaan Simpang USU, Medan, Sabtu (10/7/2021). Hari ini mulai berlaku PPKM Darurat di Kota Medan. (TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR)

Sebelum melakukan konvoi mengelilingi wilayah perkotaan, mereka berkumpul di Taman Kota Pati.

“Aksi ini kami lakukan karena kami ‘menyerah’, mengibarkan bendera putih, tidak sanggup lagi dengan kebijakan pemerintah terkait PPKM dan perpanjangannya,” kata Kasiadi, koordinator aksi.

Baca juga: Sop Iga Super Murah di Garut Buka 24 Jam, Omzetnya Puluhan Juta Sehari

Dia menyebut, selama masa PPKM, pengusaha pariwisata benar-benar mati.

Pendapatan nol karena objek-objek wisata ditutup.

Orang-orang tidak boleh piknik.

“Kami mengerti isunya adalah pandemi Covid-19, mencegah timbulnya kerumunan, dan sebagainya. Namun, saya pikir itu bisa di-manage oleh pemerintah. Tolong kami dikasih hidup,” tutur dia.

"Hari ini kami menyerah, pariwisata yang dulu dielu-elukan sebagai penyumbang devisa di Indonesia, hari ini kami dilupakan pemerintah, kami ingatkan lagi bahwa pariwisata juga penting untuk perekonomian kita," lanjut Kasiadi.

Kasiadi meminta pada pemerintah agar mulai tanggal 26 Juli nanti PPKM benar-benar diakhiri.

Baca juga: Positif Covid-19, Penumpang Nyamar Pakai Cadar Istri & Kelabui Petugas Demi Lolos Naik Pesawat

Kemudian pihaknya difasilitasi untuk kembali menjalankan usaha.

Halaman
12