Saat pasang, air bisa datang dengan cepat, lebih cepat dari rata-rata orang berlari sehingga mustahil untuk menyelamatkan diri.
Air langsung membanjiri dataran pasir dan sangat sulit dinavigasi.
Inilah yang menyebabkan banyak orang terjebak di Broomway.
Mereka tidak bisa meloloskan diri saat air pasang datang tiba-tiba.
Korban meninggal dan hilang di Broomway bahkan telah dicatat sejarawan Rochford Philip Benton.
Foulness Burial Register juga mencatat 66 mayat yang ditemukan sejak tahun 1600 dan masih ada puluhan lainnya yang jasadnya tidak pernah ditemukan.
Alasan lain mengapa Broomway sangat berbahaya adalah karena sifatnya yang "menipu" atau menjebak.
Saat cuaca cerah, berjalan di sepanjang hamparan pasirnya terasa seperti berjalan di pantai yang sangat luas.
Namun, saat air pasang datang, itu bisa berubah menjadi petaka dalam hitungan menit.
Sudah ada banyak tanda peringatan akan bahaya jalan setapak ini, namun masih ada orang yang tertarik melewatinya.
Di sana ada papan bertuliskan, "Peringatan: Broomway tidak bertanda dan sangat berbahaya bagi pejalan kaki."
Untuk meminimalisir bahaya, kini jalur paling mematikan di Inggris Raya ini hanya dibuka pada hari dan musim tertentu.
Sebenarnya Broomway bukan satu-satunya cara untuk mencapai Pulau Foulness dengan berjalan kaki.
Sejak jembatan dibangun di atas Havengore Creek pada tahun 1922, Broomway sudah jarang digunakan kecuali anggota militer.
Baca juga: Wanita Ungkap Kisah Tragis saat Liburan, Kapal Terbalik dan Teman-teman Tewas Digigit Hiu
Baca juga: Terungkap Rahasia Membuat Takoyaki Seenak Restoran Jepang, Perhatikan Cara Membaliknya
Baca juga: Sambal Dower dan 4 Kuliner Pedas di Bogor yang Paling Disukai Wisatawan
TribunTravel.com/tyas