Lokasinya yang terpencil menjadikannya ideal untuk serangan tak terduga oleh pasukan Jerman terhadap pasukan sekutu.
Sebagai pembalasan, Angkatan Laut Kerajaan Inggris melancarkan serangan melalui perahu motor bersenjata yang diangkut dengan kereta api ke danau.
Belgia mendirikan pangkalan udara di Albertville, yang terletak di pantai barat, dan dari sana mulai mengebom sisa pasukan Jerman.
Akhirnya, dengan terputusnya jalur pasokan dan setelah serangan lanjutan, Jerman meninggalkan semua pendudukan danau tersebut.
Danau Tanganyika kemudian menjadi terkenal dalam sejarah, pada tahun 1965.
Saat itu, revolusioner dari Argentina, Che Guevara, mendirikan basis pelatihan untuk pasukan gerilyanya di Kongo.
Dia menggunakan pos terdepan ini untuk pelatihan dan perencanaan, dan berusaha untuk menggulingkan pemerintah, tetapi akhirnya tidak berhasil di sini karena campur tangan NSA.
Baca juga: Ilmuwan Kategorikan Danau Matano di Sulawesi Sebagai Danau Purba di Dunia
Margasatwa di Danau Tanganyika
Danau Tanganyika adalah danau yang sangat tua, di lokasi yang terpencil.
Kedua faktor ini menjadikan ekosistem Danau Tanganyika sangat beragam dan memiliki persentase hewan endemik yang sangat tinggi .
Ukuran dan kedalaman danau telah menjadikannya rumah yang sangat baik bagi makhluk air yang lebih besar.
Sejumlah spesies reptil yang berbeda berada di Tanganyika termasuk buaya Nil.
Reptil raksasa ini dapat mengukur panjang rata-rata 16 kaki dan beratnya sekitar 500 pon.
Meskipun mereka tidak secara aktif menyerang manusia, buaya Nil diketahui menyerang manusia di dalam air, atau di sepanjang pantai, dan umumnya tidak terlalu pilih-pilih tentang mangsanya.
Dengan ukuran dan beratnya, sebagian besar hewan tidak dapat melarikan diri begitu mereka menjadi sasaran makanan.