Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Warga Geram, Satu Keluarga Covid-19 dari Indonesia Diizinkan Masuk Australia dengan Pesawat Carteran

Penulis: Sinta Agustina
Editor: Nurul Intaniar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi hasil tes virus corona.

TRIBUNTRAVEL.COM - Pemerintah Australia mengizinkan satu keluarga dari Indonesia yang positif Covid-19 masuk ke Australia pekan lalu.

Keluarga yang terdiri dari tiga orang itu terbang ke Australia menggunakan pesawat carteran berupa penerbangan evakuasi media (medevac) yang biayanya ditanggung sendiri.

Padahal saat itu sedang ada seruan untuk membatasi jumlah kedatangan internasional.

Dilaporkan abc.net.au, saat ini keluarga yang terdiri dari dua orang dewasa dan seorang anak itu berada di medi-hotel Tom's Court di CBD Adelaide.

Itu adalah penerbangan medevac pertama dari jenisnya yang memasuki Australia Selatan sejak pandemi dimulai.

Namun South Australia Health mengatakan itu adalah praktik umum antarnegara bagian.

Ilustrasi pesawat (orbitz.com)

Padahal pasien positif Covid-19 sebelumnya ditolak haknya untuk naik penerbangan repatriasi kembali ke Australia.

Keputusan tersebut dianggap sebagai sebuah kemunafikan.

Baca juga: Penumpang Ini Lewatkan Karantina Wajib Selandia Baru, Terbang ke Australia dan Dites COVID-19

Hal ini diungkapkan oleh Sunny Joura, seorang warga Australia yang terdampar di India dan tidak dapat kembali ke negara asalnya karena pandemi.

Dilansir TribunTravel dari abc.net.au, ia mengatakan adalah munafik sebuah keluarga diizinkan untuk kembali dari luar negeri ke Adelaide dengan dinyatakan positif terkena virus corona, tetapi pihak berwenang mengatakan itu adalah prosedur standar.

Joura mengatakan, banyak warga negara Australia di India telah dites positif Covid-19 dan kemudian ditolak dipulangkan.

"Saya sendiri adalah warga Australia yang terdampar (di India) dan saya datang dari Australia pada 27 Mei dan sejak itu saya mencoba membantu sesama warga Australia yang terdampar dengan berbagai cara," katanya.

"Apakah itu prosedur atau mendapatkan bantuan dengan hotel karantina pra-penerbangan di India atau untuk memahami persyaratan pengujian atau hanya memberikan konseling sederhana dan menjawab pertanyaan di halaman Facebook," lanjut Joura menjelaskan.

Menurut Joura, keputusan itu dianggap tidak adil.

Ia mengatakan, untuk penumpang biasanya harus memiliki persyaratan PCR negatif sebelum naik ke pesawat.

Baca juga: Maskapai Penerbangan Berkonsep Milenial, Super Air Jet Resmi Terima Sertifikat Operator Penerbangan

Halaman
12