Ia mengatakan, sebagian besar penduduk desa menghormati dan bersimpati terhadap gajah.
Baca juga: Video Viral, Momen Mengharukan Seekor Gajah Beri Penghormatan Terakhir pada Pawangnya
"Mereka frustrasi karena ini terjadi, dan benar-benar ingin mencari solusi untuk menghentikannya, tetapi mereka biasanya tidak menyalahkan gajah," jelas Dr Joshua.
Sementara itu, di China baru-baru ini ada cerita tentang kawanan gajah yang melakukan perjalanan selama 15 bulan jauh dari habitat aslinya.
Mereka memakan seluruh ladang jagung dan menghancurkan lumbung di sepanjang jalan.
Pihak berwenang mengirim ratusan orang dan mengerahkan drone untuk melacak perjalanan kawanan gajah itu, karena banyak yang mempertanyakan mengapa gajah melakukan perjalanan sejauh itu.
"Insiden ini meningkat di Asia, dan kemungkinan karena penurunan sumber makanan yang tersedia dan peningkatan gangguan manusia di habitat gajah," kata Dr Joshua.
"Metode seperti penghalang fisik atau memindahkan gajah hanya akan berdampak jangka pendek," tambahnya.
Menurut Dr Joshua, jika kebutuhan makanan dan air tidak terpenuhi di habitat alami gajah, mereka akan menemukan cara untuk mengakses desa atau ladang untuk mencari sumber makanan.
Dilaporkan traveller.com.au, World Wildlife Fund (WWF) melalui Twitternya mengatakan bahwa mereka bekerja sama dengan taman nasional untuk melindungi gajah dan menghindari konflik dengan manusia.
"Bersama masyarakat, kami bekerja untuk mencegah gajah dari lahan pertanian terdekat dan memasang kamera pengintai untuk memantau pergerakan gajah," tulis organisasi non-pemerintah pada bidang pelestarian hutan belantara dan lingkungan itu.
(TribunTravel.com/Sinta A.)
Baca juga: Video Viral Nelayan yang Gelitiki Ikan Pari Picu Kemarahan Pecinta Hewan
Baca juga: Bikin Takjub, Pria ini Temukan Tulang Hewan Purba dari Zaman Es saat Menyelam di Sungai
Baca tanpa iklan