Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Fakta Unik Coca-Cola, Rugi Rp 57 Triliun Gara-gara Botol Digeser Ronaldo

Editor: Sinta Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Coca Cola

Coca-Cola memiliki sejarah panjang dalam akuisisi merek termasuk merek terkenal seperti Minute Maid, Thums Up, Fanta, Sprite, dan Bacardi.

Tidak berhenti di situ.

Pada 1982, Coca-Cola membeli Columbia Pictures dengan harga USD 692 juta dan kemudian menjualnya ke Sony dengan harga USD 3 miliar pada 1989.

Dengan lebih dari 200 negara di mana ia menjual minuman dengan berbagai merek, ia telah menjadi perusahaan minuman terbesar di dunia.

Baca juga: 4 Camilan Unik yang Cuma Ada di Jepang, Cobain Sensasi Cola Rasa Sup Ikan

6. Hanya 2 orang yang tahu "resep" Coca-Cola

Ini adalah rahasia yang dilindungi sehingga mereka berdua tidak diizinkan bepergian dengan pesawat yang sama pada saat yang sama jika pesawat itu jatuh.

Perusahaan telah membangun lemari besi di markas mereka di Atlanta khusus untuk menjaga formula rahasia selama bertahun-tahun.

Formula ini pertama kali dikembangkan oleh John Pemberton, seorang veteran perang saudara, dan pecandu morfin, pada 1886.

Namun, resep itu ditulis oleh sekelompok investor pada 1919 dan baru disahkan dari mulut ke mulut hingga saat itu.

Selama lebih dari 86 tahun, formula itu dikunci di bank Atlanta, kemudian dipindahkan ke brankas pribadi mereka sendiri.

Kerahasiaan dan misteri formula minuman itu digunakan sebagai strategi pasar oleh perusahaan untuk iklan dan kampanye.

Baca juga: Fakta Unik Scola Tower, Bekas Benteng Pertahanan yang Berada di Lautan Italia

7. Coca-Cola telah digunakan secara berlebihan dan menghabiskan air tanah Mehdiganj, sebuah desa di India, selama 16 tahun.

Hampir delapan belas desa menyerukan larangan pabrik pembotolan Coca-Cola yang terletak di dekat desa.

Menurut Amit Srivastava, perusahaan telah mengeksploitasi sumber air tanah dengan mengorbankan penduduk desa dan ternak mereka.

Karena pabrik itu, mereka telah mengalami kekurangan air sejak 1999 meskipun perusahaan telah menolak semua tuduhan.

Mereka mengklaim tidak ada bukti untuk tuduhan tersebut dengan mengutip laporan dari otoritas air yang berbeda dan tanaman tersebut masih tumbuh tanpa masalah.

(TribunTravel/Ambar Purwaningrum)