Abdel Kader pertama kali bekerja sebagai mesaharati pada 2011.
Saat itu, kakak laki-lakinya yang bernama Ahmed meninggal dunia.
Ia kemudian menggantikan Ahmed sebagai mesaharati, memecah keheningan malam untuk membangunkan sahur.
Abdel Kader berjalan di rute yang sama saat Ahmed bertugas sebagai mesaharati.
Ia mulai berjalan pukul 12 malam dan berakhir saat fajar.
Mengutip Middle East Eye, Abdel Kader adalah salah satu dari lima bersaudara, tetapi sekarang dia hanya memiliki satu saudara perempuan yang tersisa.
Dalam banyak hal, pekerjaan yang dia lakukan sebagai mesaharati adalah untuk mereka.
"Mereka (umat Muslim) memberi tahu saya bahwa ayah saya akan memasuki jalan sambil memegang tongkatnya," kata Abdel Kader.
Baca juga: Makam Loang Baloq, Tempat Wisata Religi di Lombok yang Punya Tradisi Unik
"Dia akan mengangkat tongkat untuk mengetuk setiap pintu, memanggil penduduk dengan namanya untuk bangun untuk sahur," lanjutnya.
Tetap jalani kewajiban
Di luar rumah, Abdel Kader memang seorang mesaharati.
Namun di dalam rumah, ia tetap seorang istri dan ibu.
Shaimaa, putri Abdel Kader mengatakan pada MEE bahwa ia merasa kasihan pada ibunya yang kelelahan.
"Dia sangat lelah. Saya berdoa untuknya. Saya katakan padanya, 'Mama, kamu perlu istirahat.' Tapi dia tidak berhenti," ungkap Shaimaa.
Sore harinya, ia menyiapkan makanan untuk berbuka puasa, dan beristirahat sebentar sebelum dia keluar lagi untuk membangunkan sahur.
Baca tanpa iklan