TRIBUNTRAVEL.COM - Mesaharati merupakan profesi terhormat di mana seseorang bertugas membangunkan sahur saat bulan Ramadan.
Seorang mesaharati setiap malam harus berkeliling suatu permukiman dengan meneriakkan kalimat-kalimat untuk membangunkan sahur.
Mesaharati umumnya banyak didominasi oleh laki-laki.
Namun Dalal Abdel Kader tak gentar membangunkan umat Muslim di gang-gang lingkungan kelas pekerja Kairo timur, Hadayek al-Maadi.
Sambil berjalan, Abdel Kader juga memainkan tabla, drum tradisional Mesir.
Baca juga: Daftar 68 Negara dengan Durasi Waktu Puasa Ramadan 2021 Terlengkap, Muslim di Islandia Puasa 20 Jam
"Ini waktunya sahur, Omar. Bangunkan semua orang yang kamu cintai juga," teriak Abdel Kader pada seorang anak yang memintanya untuk memanggil nama mereka.
Di zaman yang serba modern seperti saat ini, mesaharati merupakan kebiasaan kuno di Kairo.
Dan yang lebih langka lagi adalah pemandangan mesaharati wanita dalam praktik yang sebagian besar didominasi oleh pria.
"Anda dapat dengan mudah bangun dengan jam weker, tetapi itu tidak sama dengan mesaharati. Mesaharati mengingatkan Anda bahwa ini Ramadan dan orang-orang menyukainya," kata Abdel Kader kepada Middle East Eye.
Meski membangunkan sahur sendirian dan sebagai mesaharat wanita, Abdel Kader mengaku tidak ada kendala yang berarti.
Sebagai gantinya, Abdel Kader selalu menerima salam dan sapaan dari umat Muslim yang ia bangunkan.
Baca juga: 5 Negara dengan Durasi Waktu Puasa Tersingkat di Dunia, Muslim di Selandia Baru Puasa 11 Jam
"Kamu cantik," teriak seorang wanita saat Abdel Kader berjalan sambil tersenyum dan menabuh genderang.
Abdel Kader mengaku, perasaan itu sama seperti seorang narapidana yang dikunjungi oleh sanak saudaranya.
"Inilah yang saya rasakan sepanjang tahun, seperti saya seorang tahanan yang menunggu kunjungan dari Ramadan," ungkapnya.
Baca juga: 5 Negara yang Mengalami Midnight Sun, Fenomena Matahari yang Tak Tenggelam hingga Malam
Turun temurun