3. Dua remaja pada 2016 merusak ukiran batu berusia 5.000 tahun
Baca juga: Ngeri, Sejumlah Turis Ini Nekat Berenang Bersama Puluhan Hiu Hitam
Pulau Tro di Norwegia memiliki pahatan batu berusia 5.000 tahun yang menggambarkan seorang pria sedang bermain ski.
Pahatan itu adalah salah satu indikasi awal bermain ski di dunia, dan juga mengilhami simbol Olimpiade Musim Dingin 1994 di Lillehammer.
Sayangnya, pada 2016, dua remaja merusak ukiran kuno tersebut.
Mereka menggunakan benda tajam untuk menggaruk di sepanjang lapisan gambar agar lebih berbeda.
Laporan menunjukkan bahwa ukiran asli telah dihancurkan dan tidak dapat diperbaiki.
"Ini adalah tragedi karena itu satu situs sejarah Norwegia yang paling terkenal," kata walikota Kota Alstahaug.
Anak laki-laki itu menyadari kesalahan mereka dan membuat pernyataan publik meminta maaf atas perilaku bodoh mereka.
Pejabat tidak mengungkapkan nama mereka untuk mencegah potensi pelecehan terhadap remaja tersebut.
4. Pendeta Francis Gastrell menghancurkan rumah William Shakespeare karena dia tidak senang dengan lonjakan turis
Baca juga: Turis Inggris Ditemukan Tewas di Kolam Renang Bali, Begini Kronologinya
Ketika Pendeta Francis Gastrell membeli rumah Shakespeare, Stratford-upon-Avon, pada 1753, dia dengan cepat menjadi frustrasi dengan meningkatnya jumlah wisatawan di tempat itu.
Selain itu, dia bermasalah dengan pejabat daerah terkait pajak.
Orang-orang di kota sudah marah padanya karena menebang pohon mulberry yang ditanam Shakespeare di taman.
Kemudian, dia melakukan sesuatu yang mungkin tidak terpikirkan oleh banyak pecinta Shakespeare.
Enam tahun setelah membeli rumah itu, dia menghancurkan bekas rumah satu penyair paling terkenal dalam sejarah.
Orang-orang di Stratford-upon-Avon sangat terpukul ketika mereka mendengar tentang ini.