Melalui situs itu kemudian ia berbagi satu fakta mencengangkan tentang selimut di maskapai penerbangan.
“Kami boleh memberikan selimut bekas dari sektor sebelumnya dan itu hanya karena perusahaan tidak menyediakan selimut dan bantal yang cukup untuk kami,” ujarnya.
Para mengatakan penumpang pesawat mungkin merasa lebih nyaman membawa selimut dan bantal sendiri untuk berjaga-jaga.
Lebih lanjut, ia juga menjelaskan bahwa pesawat itu kemungkinan tidak sebersih yang diharapkan para penumpang.
"Kami tidak dapat memberi tahu Anda kapan pembersihan menyeluruh terakhir pesawat dilakukan. Mungkin butuh berminggu-minggu sebelum benar-benar dibersihkan," tulis pramugari itu.
Ia menambahkan, selama transit, hanya karpet yang disedot debunya, kemudian toilet diisi ulang dan permukaannya disentuh oleh pembersih.
Karena alasan inilah para pelancong didesak untuk tidak pernah melepas sepatu mereka untuk berjalan di sekitar pesawat.
Ia mengatakan, penumpang tidak akan pernah tahu apa yang dilewati penumpang dan akan menempel jika berjalan tanpa alas kaki.
Selain itu menurutnya lagi, penumpang juga tidak boleh terlalu memikirkan perihal makanan.
"Kami tidak akan memberi tahu Anda bahwa makanan yang baru saja Anda konsumsi sama sekali tidak sehat," ujar Para.
Lebih lanjut Para juga membagikan sedikit wawasan tentang cara makanan disajikan secara online.
Hal ini menurutnya akan membuat para penumpang tetap berada di sisi kanan kru.
"Jika sikap penumpang tidak benar dan ingin membantu makanan kedua, kami tidak akan memberi tahu penumpang apa yang kami miliki cukup. Kami juga tidak keberatan membuatnya terbuang percuma daripada menyia-nyiakannya sikap penumpang. Tetapi jika penumpang sopan, bisa mendapatkan bantuan ke-3, " ujar Para.
Anggota awak kabin ini juga kembali membeberkan lagi beberapa fakta penerbangan yang mungkin akan membuat frustasi para penumpang.
Satu di antaranya adalah penumpang tidak akan pernah tahu fakta lengkap perihal jadwal penerbangan yang ditunda dan dalam jangka waktu berapa lama.