"Kedua, ada kemungkinan apabila kapal itu masih bisa melayang di kedalaman 50 sampai 100 meter, kemungkinan ABK-nya membuang bahan cair di situ," kata Yudo.
"Di situ ada oli, ada minyak, dibuang. Harapannya ini untuk mengapungkan, jadi untuk meringankan berat kapal selam tersebut sehingga kondisinya bisa melayang," jelasnya.
Dikutip dari Kompas.tv, sebelumnya Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono menyebutkan tumpahan minyak bisa saja menjadi tanda darurat dari ABK untuk mengetahui lokasi KRI Nanggala 402.
“Sinyal SOS dari ABK mengeluarkan bahan bakar,” jelas Julius, Rabu.
Ia menyebutkan hilang kontak lazim terjadi saat kapal selam melakukan penyelaman.
Namun hilang kontak tidak boleh terjadi lebih dari tiga jam.
Selain itu, komunikasi dengan petugas di darat harus sering dilakukan sesuai standar operasional prosedur.
“Ketika penyelaman tidak ada komunikasi lagi, langsung dilakukan pencarian oleh tiga KRI Raden Eddy Martadinata 331, KRI I Gusti Ngurah Rai 332, dan KRI Diponegoro 365,” kata Julius.
Baca juga: Selain KRI Nanggala 402, Hilangnya 3 Kapal Selam Ini Sempat Hebohkan Dunia
Baca juga: Arkeolog Temukan Bangkai Kapal Selam yang Hilang Secara Misterius Selama 77 Tahun
Baca juga: TRIBUNTRAVEL UPDATE: Mengenal Kapal Alugoro, Kapal Selam Buatan Indonesia dan DMSE Korea Selatan
Baca juga: Nelayan Ini Temukan Kapal Selam Drone yang Diduga Beroperasi dengan Misi Rahasia
Baca juga: Orang Kaya Mah Bebas! Selain Yacht, Kini Orang Berkantong Tebal Bisa Miliki Kapal Selam Pribadi
(TribunWow.com/Brigitta)
Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Kapal Penyelamat Singapura Tempuh 1.500 Km demi Selamatkan KRI Nanggala, Lihat Penampakannya.