"Lokasi pencarian kapal selam dekat Bali, yakni lebih dari 1.500 kilometer jauhnya dan perairan di sana sangat dalam," lanjut Ng.
"Maka dari itu MV Swift Rescue segera berangkat sesegera mungkin setelah siap," tambah menteri pertahanan tersebut.
Sementara itu kapal penyelamat asal Malaysia, Mega Bakti, diperkirakan akan tiba pada Minggu (25/4/2021) pukul 16.00 WITA di lokasi kejadian.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menyampaikan dugaan penyebab ada tumpahan minyak di lokasi tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam konferensi pers seperti yang ditayangkan Kompas TV, Kamis (22/4/2021).
Diketahui KRI Nanggala 402 hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) sekitar pukul 03.00 WITA di 60 mil sebelah utara Pulau Bali.
Setelah dilakukan pencarian melalui udara, ditemukan bekas tumpahan minyak.
"Tumpahan minyak yang ditemukan itu ada dua kemungkinan," jelas Laksamana Yudo Margono.
Sejauh ini dua kemungkinan itu masih merupakan perkiraan karena seperti yang diketahui kapal masih dalam proses pencarian.
Perkiraan pertama adalah tangki minyak mengalami kebocoran sehingga tumpah di laut.
Hal itu dapat terjadi karena tekanan yang dialami saat kapal selam turun di kedalaman yang melebihi kapasitasnya.
"Karena sampai sekarang kapalnya belum terdeteksi, kemungkinan tersebut adalah pertama tangkinya mengalami keretakan, sehingga bocor," papar Yudo.
"Kalau dia masuk ke dalam terus, kemudian kondisi blackout dengan kedalaman kurang lebih 500 sampai 700 meter bisa retak," lanjutnya.
Perkiraan berikutnya adalah tangki minyak itu sengaja dibuang anak buah kapal (ABK).
Hal itu dilakukan untuk mengurangi beban kapal selam, sehingga bisa mengapung naik.