Akses berita terupdate se-indonesia lewat aplikasi TRIBUNnews

Mayat Pria Ditemukan di Roda Pendaratan Pesawat, Diduga Meninggal Akibat Hipotermia

Penulis: Ratna Widyawati
Editor: Abdul Haerah HR
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi roda pesawat tempat penumpang gelap ini bersembunyi.

TRIBUNTRAVEL.COM - Mayat seorang pria ditemukan di dalam roda pendaratan pesawat setelah diduga mengalami hipotermia.

Diketahui, mayat tersebut ditemukan dalam sebuah penerbangan dari Nigeria ke Belanda.

Dilansir dari Simple Flying, Kamis (22/4/2021), diperkirakan pria itu diselundupkan dalam penerbangan dan meninggal karena hipotermia.

Baca juga: Pesawat yang Ditumpangi Rusak, Dua Penumpang Ini Akui Trauma dan Gugat Maskapai

Pesawat KLM yang dijadwalkan terbang dari Lagos, Nigeria ke Bandara Internasional Amsterdam Schiphol, Belanda ini terpaksa harus berakhir tragis dengan penemuan mayat seorang pria.

Seorang Juru Bicara Kerajaan Belanada Marechaussee, salah satu dari dua pasukan polisi nasional di negara itu mengatakan kepada Daily Star, "Pria itu bersembunyi di lengkungan roda pesawat. Suhu rendah mungkin berakibat fatal baginya selama penerbangan."

Lebih lanjut polisi mengatakan bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut untuk memastikan identitas pria tadi serta penyebab kematiannya.

Berada di Roda Pesawat Hampir Tujuh Jam

Pesawat KLM tersebut merupakan layanan reguler lima mingguan dari Lagos ke Amsterdam dan hampir selalu diterbangkan oleh salah satu dari enam A330-200 KLM.

Dan kemarin, pesawat tersebut hanya membawa sebagian kecil penumpang mengingat adanya pembatasan perjalanan ke dan dari Belanda saat ini.

Namun, satu penumpang tidak menempati salah satu kursi di dalam pesawat.

Sebaliknya, dia berhasil mengakses pesawat dan bersembunyi di roda pendaratan pesawat.

Sebuah keajaiban dia tidak terjatuh dari tempat persembunyiannya, meski ia mengalami kondisi ekstrim selama penerbangan.

Dilaporkan pesawat tersebut terbang selama hampir tujuh jam saat transit melintasi Afrika dan menuju Eropa.

Sebagian besar waktu dihabiskan untuk terbang pada ketinggian sekitar 37.000 kaki, di mana suhu berada di wilayah minus 70 derajat F (-57 derajat Celcius).

Di atas sana, udaranya akan sangat tipis sehingga orang tersebut kemungkinan akan pingsan dalam beberapa menit.

Halaman
12