Lewat tradisi sadranan, diharapkan bisa mengangkat dan mengenal Keraton Kartasura.
Selama ini Keraton Kartasura lebih dikenal sebagai pemakaman bukan sebagai bekas kerajaan, padahal bisa untuk wisata sejarah.
Sementara itu kerabat Keraton Kasunanan Surakarta, GKR Wandasari Koes Moertiyah atau Gusti Moeng menambahkan tradisi sadranan harus dilestarikan dan dimunculkan kembali.
"Ini warga biar tahu kalau di sini pernah berdiri Keraton Kartasura. Tradisi ini sangat bagus, apalagi perawatan rutin dilakukan, bahkan sekarang sudah ada petugas BPCB yang tugas di sini," tuturnya.
Gusti Moeng menegaskan, bagi Keraton Kasunanan Surakarta di sini ada leluhur yakni Nyai Sedah Mirah yang dimakamkan.
Ia merupakan ahli politik perempuan pada masa PB III dan menjadi pengageng perintah keputren yang membawahi pemerintahan putri-putri di keraton.
"Ini sudah jadi kewajiban keraton untuk tetap menjaga dan melestarikan makam beliau di bekas Kerajaan Kartasura," kata Gusti Meong.
"Saya berterima kasih dengan warga dan kelompok masyarakat yang sudah sadar untuk melestarikan, berharap kedepan ada perhatian dari pemerintah," tambahnya.
Baca juga: Mengenal Megibung, Tradisi Unik Unik Masyarakat Bali Jelang Bulan Ramadan
Baca juga: Tradisi Puasa Ramadan dari 5 Negara di Dunia, Ada yang Keliling dan Kumpulkan Permen
Baca juga: Deretan Tradisi Unik April Mop di Berbagai Negara, Saling Kirim Surat Berantai hingga Lempar Tepung
Baca juga: Yuk Jalan-jalan Virtual Sembari Mengintip Tradisi Ramadan 4 Negara di Dunia!
Baca juga: 10 Tradisi Unik dari Berbagai Daerah Indonesia yang Digelar saat Jelang Ramadan
(TribunTravel.com/Mym)
Baca selengkapnya soal Ramadan 2021 di sini.
Baca tanpa iklan