Masjid Layur adalah salah satu bangunan kuno di kota Semarang.
Bangunan masjid sendiri tidak bergaya Arab dan lebih didominasi unsur lokal.
Lantai bangunan setangkup tersebut dinaikkan dan hanya dapat dicapai dengan tangga yang terdapat pada sisi muka
Walaupun sudah berusia tua, masjid ini masih kokoh dan masih digunakan oleh masyarakat sekitar untuk beribadah.
Lokasi masjid ini disebut Kampung Melayu karena sejak tahun 1743, telah menjadi pemukiman yang sebagian besar adalah orang melayu.
Kala itu di kampung ini terdapat pelabuhan yang disinggahi oleh pedagang.
Penambahan menara pada bagian depan masjid membuat masjid tersebut dikena dengan nama masjid menara.
4. Gereja Katolik St Yusuf dan Pastoran Ronggowarsito
Komplek Gereja St. Jusuf yang dibangun antara 1870 – 1875, Di komplek tersebut ada gereja, pastoran dan gedung pertemuan.
Bangunan komplek tersebut berbeda dengan bangunan sekitarnya.
Ciri yang mencolok dari bangunan ini adalah bangunan bahan bata klinker. Bagian Tengah bangunan menjulang tinggi dengan jendela yang membentuk busur yang meruncing ke arah puncak.
Awalnya Gereja Katolik di Semarang adalah sebuah rumah penduduk. Pad tanggal 1 Agustus 1808, setelah Semarang dinyatakan sebagai stasi kedua di Nusantara dipilihlah Santo Yusuf sebagai pelindung cikal bakal gereja tersebut.
Menjelang tahun 1870 barulah diperoleh sebidang tanah di Gedangan yang disebut demikian karena pada masa sebelumnya tanah tersebut ditumbuhi pohon pisang.
Pada tanggal 1 Oktober 1870diselenggarakan upacara perletakan batu pertama bagi Gereja Saanto Yusuf . Gereja ini adalah Gereja Katolik pertama di Semarang.
5. Jembatan Berok